Hanya Omon-omon, Pembangunan Jalan 93 Titik di Kabupaten Bondowoso Perjuangan Eks PJ Bupati

Salah satu jalan rusak di Desa Lombok Kulon
Sumber :
  • Zainul Muhaimin/ VIVA Banyuwangi

Bondowoso, VIVA Banyuwangi –Sebelum mengundurkan diri sebagai Penjabat (PJ) Bupati Bondowoso, banyak kabar beredar bahwa eks PJ Bupati Bambang Soekwanto menepati janjinya pada masyarakat. 

Begini Cara Penggunaan Pestisida yang Aman Membangun Pertanian Berkelanjutan

Utamanya, terkait permintaan pengaspalan jalan yang disampaikan kepadanya baik secara langsung atau pun melalui akun media sosialnya. 

Namun, pernyataan tersebut diluruskan oleh Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bondowoso. 

Kekerasan Seksual Anak Meningkat di Bondowoso, Apa yang Terjadi?

Sutriyono, Ketua Komisi III DPRD Bondowoso mengungkapkan, bahwa pembangunan jalan 93 titik lokasi di Kabupaten Bondowoso merupakan hasil usulan yang sudah dibahas saat Tahun 2023.

Sutriyono menjabarkan, program-program pembangunan dilaksanakan yang bersumber dari APBD 2024 sudah dipersiapkan melalui usulan dan penyusunan sejak Maret 2023.

Harapan Baru Energi Hijau Indonesia, Segera Beroperasi!

"Program pembangunan infrastruktur itu dipersiapkan mulai awal Februari 2023. Dimulai dari Musyawarah Pembangunan (Musrembang) Desa, Musrembang Kecamatan, setelah itu ada Musrembang Kabupaten, di DPRD itu ada Reses. Di hasil Musrembang dan Reses itulah menjadi program kegiatan untuk APBD 2024," ungkap Sutriyono, Selasa 23 Juli 2024.

Sutriyono melanjutkan, antara bulan 10 dan 11, DPRD membahas rancangan APBD, di dalam isi APBD itu juga sudah lengkap program-program yang akan dilaksanakan pada tahun 2024.

"Sistem Informasi Pemerintahan Daerah atau yang lebih dikenal dengan SIPD saat ini semakin ketat. Maka, tidak ada yang namanya program yang tiba-tiba muncul di pertengahan tahun anggaran berjalan, dan itu tidak boleh," tegas Sutri.

Setiap program yang direalisasikan, sudah melalui dan harus lewat kanal atau saluran perencanaan (Musrembang Desa, Muarembang Kecamatan, Muarembang Kabupaten, dan Reses) yang sudah diatur melalui aturan perundang-undangan.

"Aturannya, setiap program itu harus masuk diusulkan Musrembang, setelah itu nanti disusun dan masuk di dalam Rencana Kerja Perangkat Daerah (RKPD) tahun 2024, setelah itu jadi KUA-KPPS disepakati DPRD, setelah itu muncul rancangan peraturan tentang APBD 2024," urai Sutri.

Setiap program yang akan dilaksanakan 2024 sudah diketahui sejak awal Tahun 2023 dengan transparan melalui saluran-saluran perencanaan yang sudah ada.

"Jadi semua program pembangunan yang akan dilaksanakan bisa dilihat dan diakses di SIPD dengan transparan dan bisa dibuka siapa saja dan terbuka untuk publik," jelas Sutri.

Katanya, setiap program pembangunan sudah ditetapkan oleh legislatif dan eksekutif bersamaan dengan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA).

"RKA itu nanti ada titik 1, titik 2. Sebelum masuk tahun pelaksanaan itu sudah selesai perencanaan. Jadi setiap pekerjaan yang dilaksanakan saat ini sudah ada dari hasil perencanaan dan sudah disepakati oleh DPRD," ulas Sutri.

Menurutnya, tidak benar jika pembangunan yang saat ini dikerjakan itu berkat hasil perjuangan PJ Bupati Bondowoso Bambang Soekwanto. Sebab, program itu ada dan saat ini sudah dilaksanakan, sudah melalui perencanaan sejak Bambang masih menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Bondowoso.

"Tim anggaran itu pasti paham, bahwa kegiatan hari ini yang sudah dilaksanakan adalah hasil perencanaan Tahun 2023. Jadi ketika saat ini ada pelaksanaan pembangunan hasil aspirasi ada yang mengaku-ngaku, kami ketawa saja," ucap Sutri.

Sutriyono sebenarnya sangat menyesalkan terkait lambatnya proses pelaksanaan penggarapan pembangunan infrastruktur jalan.

Menurutnya, di awal tahun 2024 seharusnya sudah bisa dilaksanakan agar langsung bisa dimanfaatkan dan dinikmati oleh masyarakat. Bulan 3 dan 4 seharusnya sudah bisa kerja. Namun perkemarin serapan anggaran masih rendah.

"Hari ini sudah masuk ke semester II. Pemerintah daerah itu 6 bulan pertama itu laporan ke DPRD yang disertai progres semester pertama, kemudian jadi dasar P-APBD. Namun ketika melihat kondisi yang ada ini justru pekerjaan sangat lambat," pungkas Sutri.