Mengantisipasi Potensi Gempa Megathrust di Indonesia: Fakta atau Fiksi?
- Dok. BPBD NTB/ VIVA Banyuwangi
Gempa tersebut memicu tsunami kecil dan menimbulkan kekhawatiran di Jepang mengenai kemungkinan terjadinya gempa besar di zona Megathrust Nankai.
Kekhawatiran ini menjadi pengingat bagi kita di Indonesia untuk lebih waspada terhadap potensi gempa di zona seismic gap Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
Dalam catatan sejarah, gempa besar terakhir yang terjadi di Tunjaman Nankai adalah pada tahun 1946, yang berarti zona ini memiliki seismic gap selama 78 tahun.
Sebagai perbandingan, Selat Sunda memiliki seismic gap selama 267 tahun sejak gempa besar terakhir pada 1757, dan Mentawai-Siberut memiliki seismic gap selama 227 tahun sejak gempa terakhir pada 1797.
Ini menunjukkan bahwa kita harus jauh lebih serius dalam menyiapkan upaya-upaya mitigasi untuk menghadapi kemungkinan gempa di masa depan.
Mengapa Dikatakan "Tinggal Menunggu Waktu"?
Pernyataan "tinggal menunggu waktu" yang disampaikan oleh BMKG sebelumnya merujuk pada fakta bahwa wilayah Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sudah lama tidak mengalami gempa besar, sementara segmen-segmen di sekitar wilayah ini sudah mengalami rilis energi gempa.