Nasdem dan PPP Usung Gus Fawait-Djoko Susanto di Pilkada Jember 2024
- Dok. Partai NasDem/ VIVA Banyuwangi
Jember, VIVA Banyuwangi –Dalam dinamika politik Jember yang selalu menarik perhatian, Pilkada 2024 kali ini diwarnai oleh keputusan DPP Nasdem dan PPP yang memberikan rekomendasi kepada pasangan Muhammad Fawait dan Djoko Susanto.
Keputusan ini menandai pergeseran dukungan dari partai-partai besar yang sebelumnya mendukung Bupati Jember saat ini, Hendy Siswanto, pada Pilkada 2020.
Muhammad Fawait, yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Provinsi Jawa Timur dari Partai Gerindra, dipandang sebagai figur yang kuat dan berpengalaman.
Kombinasi Pembawa Perubahan
Sementara Djoko Susanto, mantan pejabat Badan Pertanahan Nasional (BPN), dikenal dengan integritasnya dalam birokrasi.
Kombinasi ini diharapkan mampu membawa perubahan signifikan dalam pemerintahan Kabupaten Jember.
Ketua DPD Nasdem Jember, Marzuki, dalam sebuah pertemuan di Rumah Makan Terapung pada Minggu 18 Agustus 2024. mengungkapkan bahwa keputusan ini bukanlah hal yang mudah, tetapi perlu dilakukan untuk masa depan yang lebih baik.
Dukungan Politik Dinamis
"Pada Pilkada 2015, Nasdem pertama kali ikut serta dengan mendukung Faida bersama PDI-P dan PAN," kata Marzuki.
Kemudian, pada Pilkada 2020, Nasdem bersama PPP, Gerindra, Demokrat, dan PKS, mendukung pasangan Hendy Siswanto dan KH Firjaun Barlaman.
Kemenangan mereka di Pilkada 2020 menjadi bukti kekuatan koalisi tersebut.
Calon Bupati dari Partai Politik
Namun, pada Pilkada 2024, Nasdem dan PPP memutuskan untuk mengalihkan dukungannya ke pasangan Fawait-Djoko.
Menurut Marzuki, keputusan ini didasarkan pada keinginan partai untuk melihat Jember dipimpin oleh kader partai politik.
"Kami ingin bupati yang akan datang dari kader partai politik," ujarnya.
Keputusan Dukungan dari DPP
Marzuki menambahkan bahwa Jember selama ini belum pernah dipimpin oleh kader partai, dan ini menjadi alasan utama mengapa Nasdem memilih untuk tidak mendukung calon petahana.
Ketua DPC PPP Jember, Madini Farouq, yang akrab disapa Gus Mamak, juga menyuarakan pandangan yang sama.
Gus Mamak menjelaskan bahwa keputusan untuk mendukung Fawait-Djoko datang langsung dari pimpinan DPP PPP.
Sebelumnya Dukung Birokrat dan Pengusaha
"Imam kami di DPP telah mengambil keputusan, maka tidak ada lain, kami harus sami’na wa ato’na," jelas Gus Mamak.
Gus Mamak berharap, dengan rekomendasi ini, Jember akan memiliki pemimpin yang berasal dari kader partai politik, suatu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Gus Mamak juga menekankan bahwa selama ini, Jember selalu dipimpin oleh figur dari kalangan birokrat atau pengusaha.
Inspirasi Bagi Kader Politik
Namun, dengan munculnya nama Fawait yang merupakan kader partai politik, ia berharap ini dapat menjadi contoh dan inspirasi bagi kepemimpinan berikutnya.
"Semoga ini bisa meletakkan tonggak yang bisa dijadikan teladan bagi kepemimpinan berikutnya yang diharapkan lahir dari kader politik," tambahnya.
Sementara itu, Muhammad Fawait menyambut baik dukungan tersebut dan merasa bangga diberi kepercayaan untuk maju dalam Pilkada Jember.
Kolaborasi Politikus dan Birokrat
"Saya merasa bangga dan terhormat karena berproses di parpol diperintahkan maju," ujarnya.
Fawait mengungkapkan bahwa keputusan ini adalah hasil dari proses panjang di internal partai dan merupakan bentuk kepercayaan yang besar dari partai kepada dirinya.
Perpaduan antara pengalaman politik Fawait dan latar belakang birokrasi Djoko Susanto diharapkan dapat menjadi kekuatan utama dalam menghadapi tantangan pembangunan di Jember.
Dukungan dari Nasdem dan PPP juga memberikan sinyal kuat bahwa pasangan ini memiliki modal politik yang cukup untuk bersaing dalam Pilkada 2024.
Di sisi lain, keputusan ini menunjukkan bahwa Nasdem dan PPP tidak hanya mempertimbangkan kemenangan semata, tetapi juga melihat ke depan untuk membangun kepemimpinan yang berakar dari kader partai politik.