Korban Bullying di SMKN Wongsorejo Pindah Sekolah, Wali Murid: Biar Anak Saya Nyaman

Foto Surat Kepindahan Korban
Sumber :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Korban bullying di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Wongsorejo, D memilih mundur dan pindah ke sekolah yang. Wali murid melakukan hal tersebut agar buah hatinya nyaman dalam mengenyam Pendidikan.

Jual Pil Trex di SPBU, Dua Pemuda Diciduk Polsek Wongsorejo

“Saya sudah mengajukan pindah untuk anak saya. Rencananya di SMA Banyuputih Situbondo,” ujar wali murid D, Priyanto.

Langkah tersebut diambil agar korban dugaan bullying, D tidak mengalami trauma pasca menjadi korban bullying.

TNI dan Kemensos Berikan Bantuan Alat Mobilitas untuk Disabilitas dan Lansia di Banyuwangi

“Tujuan utamanya agar anak saya bisa nyaman sekolah. Kalau di sekolah lama, kayaknya hal tersebut akan membuatnya terus mengingat peristiwa ini,” tutur Priyanto pada Banyuwangi.viva.co.id.

Selama ini D tinggal bersama neneknya di bilangan Desa Wongsorejo, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Lanal Banyuwangi Dukung Penuh Pengembangan Wisata Bahari Majapahit Warrior Underwater

Sedangkan orang tua D, Priyanto dan kinarsis menetap di kawasan Desa Sumberejo, Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.

“Hikmah dari peristiwa ini adalah saya sekarang sudah bisa mengawasi langsung pergaulan anak kami di lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat,” kata Priyanto.

Hal senada juga disampaikan guru Bimbingan dan Konseling (BK) SMKN Wongsorejo Rina yang membenarkan jika korban bullying D sudah mengajukan mutasi ke sekolah lain.

“D di Wongsorejo hanya tinggal dengan neneknya saja dan juga berdasarkan kesepakatan orang tuanya dan neneknya akhirnya sekarang tinggal bersama orang tuanya dan otomatis juga mengajukan pindah sekolah  yang terdekat dengan rumahnya,” ungkap guru BK SMKN Wongsorejo Rina saat dihubungi Banyuwangi.viva.co.id.

Rina juga menjelaskan, orang D mengajukan pindah sekolah agar bisa mengawasi buah hatinya secara lebih maksimal.

“Kalau sudah tinggal serumah, pengawasan orang tua bisa maksimal. Itu alasan yang diungkapkan pada kami,” jelas Rina.

Keluarga juga mengaku tidak tenang dengan pengalaman kejadian kapan hari dan D pun setuju dengan keputusan keluarga tersebut.

Sebelumnya, D diduga telah menjadi korban bullying L alias M di objek wisata sodung dan kawasan sekolah.

Pihak sekolah sudah melakukan Langkah cepat dengan mempertemukan semua pihak untuk dilakukan mediasi dan perdamaian.