Mengungkap Rahasia Seragam Sekolah di SMA Negeri 1 Cluring Banyuwangi

Bahan seragam dipasok dari toko Mulia, Jajag
Sumber :
  • jumroini subhan / Viva Banyuwangi

“Pada saat itu, saya berusaha untuk membayar bahan seragam secara mencicil. Namun, pihak sekolah melarangnya. Mereka memberlakukan kebijakan bahwa seragam hanya dapat diberikan kepada siswa yang telah melunasi seluruh biayanya,” cerita salah satu wali murid.

Semarak Perlombaan Kemerdekaan: Kisah Perlomba di TK Tunas Rimba Benculuk, Banyuwangi

Dalam situasi tersebut, salah satu wali murid tersebut merasa terdesak dan tidak memiliki pilihan lain. Lantas, ia pulang ke rumah dan memutuskan untuk menjual satu per satu barang yang dimiliki. Salah satu barang yang dijual adalah handphone, dengan berharapan dapat mengumpulkan uang yang diperlukan untuk melunasi biaya seragam disekolah tersebuat.

”Saya mengambil langkah ini karena penting bagi saya bahwa anak saya memiliki seragam yang lengkap saat memulai sekolahnya. Meskipun ini adalah keputusan yang sulit, saya yakin bahwa pendidikan anak saya adalah prioritas utama,” kata wali murid yang enggan disebut namanya.

Mengungkap Skandal Pemalsuan KTP di Banyuwangi; Kisah Calon PMI yang Usianya Dituakan

Wali murid itu berharap dapat mengatasi hambatan keuangan yang dihadapi dan memastikan bahwa anaknya dapat memulai bersekolah dengan persiapan yang baik.

“Saya menyadari bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang sangat penting bagi masa depan anak dan saya akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk mendukungnya,” Terangnya.

Mendorong Pertumbuhan Peternak Ayam Kampung di Banyuwangi, Melalui Pelatihan Pembuatan Pakan

Pihak sekolah membantah informasi tersebut, ia menyatakan bahwa tidak benar bahwa siswa yang belum melunasi pembayaran dilarang membawa bahan seragam.

"Apapun jumlah pembayaran yang belum lunas, siswa tetap diperbolehkan membawa bahan seragam, bahkan ada yang kita geratiskan jika itu benar – benar anak orang tidak mampu," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
img_title