Misteri Mayat Mengapung di Sungai Kambeng: Warga Pasuruan Digemparkan

Misteri Mayat Mengapung di Sungai Kambeng: Warga Pasuruan gempar
Sumber :
  • Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi

Pasuruan, VIVA Banyuwangi –Warga Desa Ngerong, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, digemparkan dengan penemuan mayat pria di aliran Sungai Kembeng pada Selasa pagi.

Tragedi Maut di Jalan Ahmad Yani: Pemotor Wanita Tewas Seketika Usai Tabrak Pick up

Mayat tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang buruh pabrik kerupuk yang sedang pulang istirahat kerja.

Saat melewati jembatan di atas Sungai Kembeng, ia melihat tubuh mengambang dalam posisi tengkurap.

Krisis Kemarau Melanda Pasuruan, Polisi Kerahkan Water Cannon Bagi Warga Terdampak

“Saya langsung terkejut dan memanggil warga sekitar untuk memastikan,” ujar Mansyur, warga yang menjadi saksi mata di lokasi kejadian.

Saat dievakuasi oleh warga sekitar, mayat tersebut masih dalam kondisi yang hampir membusuk dengan bau menyengat.

Tragedi Maut di Tol Paspro: 5 Nyawa Melayang, Sopir Truk Buron!

Tak ada tanda-tanda identitas diri yang ditemukan bersama mayat itu, seperti KTP atau SIM, sehingga membuat proses identifikasi lebih sulit.

Selain itu, terdapat bekas memar di sekitar kelopak mata, yang memunculkan dugaan adanya tindak kekerasan yang mungkin dialami korban sebelum meninggal.

Langkah Awal Proses Identifikasi oleh Polisi

Mendapat laporan dari warga, petugas dari Polsek Gempol bersama tim Inafis Polres Pasuruan segera tiba di lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memasang garis polisi di sekitar area penemuan mayat.

“Kami masih dalam tahap penyelidikan untuk mengungkap penyebab kematian korban. Saat ini, belum ada tanda-tanda yang bisa memastikan apakah kematian ini terkait kekerasan atau faktor lain,” ungkap Kompol Indro Susetiyo, Kapolsek Gempol.

Mayat dalam Kondisi Misterius Tanpa Identitas

Sejumlah warga yang hadir di lokasi penemuan berusaha mengenali korban.

Namun, tak satu pun warga yang mengenali ciri-ciri mayat tersebut. Menurut Hadi warga yang ikut membantu evakuasi, mayat awalnya dalam posisi tengkurap dan kemudian dibalik untuk mengidentifikasi jenis kelamin korban.

Setelah dipastikan bahwa korban adalah laki-laki, warga menyerahkan sepenuhnya penanganan mayat tersebut kepada pihak kepolisian.

Korban diduga berusia antara 35 hingga 37 tahun, memiliki tubuh agak gemuk, rambut lurus, dan tidak ada tanda khusus yang dapat mempermudah pengenalan identitasnya.

Karena kondisinya yang nyaris membusuk, identifikasi lebih lanjut dipastikan memerlukan proses otopsi.

Evakuasi ke Rumah Sakit untuk Otopsi

Setelah olah TKP selesai, jenazah korban langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Brimob, Desa Watukosek, Kecamatan Gempol, untuk dilakukan otopsi.

Pemeriksaan ini diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut terkait penyebab kematian, termasuk dugaan adanya tindak kekerasan atau kemungkinan penyebab alami.

Proses otopsi akan dilakukan oleh tim forensik dengan harapan menemukan bukti atau tanda khusus yang dapat mempercepat identifikasi korban dan membantu proses penyelidikan lebih lanjut.

Warga Dihimbau untuk Tetap Tenang dan Berhati-hati

Penemuan mayat ini tentunya mengejutkan warga Desa Ngerong dan sekitarnya, yang selama ini relatif tenang dan aman.

Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk tetap tenang namun waspada.

“Kami meminta warga yang mungkin kehilangan anggota keluarga atau kerabat dengan ciri-ciri seperti yang ditemukan ini untuk segera melapor ke pihak kepolisian,” tambah Kompol Indro.

Penemuan mayat tanpa identitas di Sungai Kembeng ini menimbulkan banyak spekulasi di kalangan warga.

Ada yang menduga korban mengalami tindak kekerasan sebelum akhirnya berakhir di sungai, sementara yang lain menganggap kemungkinan korban merupakan pendatang yang tenggelam.

Namun, polisi masih menunggu hasil otopsi untuk memperoleh kepastian dan tidak ingin terburu-buru menarik kesimpulan.

Pentingnya Kerja Sama Warga dalam Pengungkapan Kasus

Pihak kepolisian juga mengapresiasi kerja sama warga yang melaporkan kejadian tersebut dan memberikan keterangan.

Kolaborasi ini dianggap penting agar setiap informasi terkait korban dapat dikumpulkan untuk mempercepat proses identifikasi dan penyelidikan.

“Apabila ada warga yang melihat atau memiliki informasi tambahan terkait kasus ini, kami sangat terbuka menerima laporan lebih lanjut,” ujar Kapolsek Gempol.

Sementara itu, masyarakat diimbau untuk tidak menyebarkan informasi yang belum pasti dan menghindari spekulasi liar yang bisa menimbulkan keresahan.

Kasus ini menjadi perhatian khusus karena dugaan adanya kekerasan yang menyebabkan kematian korban.