Serunya Lomba Sky Lot di Pasuruan: Tradisi Unik Lebaran Ketupat yang Kian Dilirik Wisatawan
- Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi
Pasuruan, VIVA Banyuwangi –Setiap hari ketujuh Lebaran atau yang dikenal dengan Hari Raya Ketupat, masyarakat pesisir Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, berkumpul dalam sebuah ajang seru dan penuh tawa: lomba Sky Lot. Digelar di tambak-tambak bekas tambang garam di kawasan Tambak Lekok, Kecamatan Lekok, lomba ini bukan sekadar permainan tradisional, melainkan juga simbol kebersamaan dan warisan budaya yang terus hidup di tengah modernisasi.
Tak heran, acara ini selalu ditunggu-tunggu. Warga dari berbagai desa berdatangan sejak pagi hari, membawa semangat dan tawa untuk menyaksikan atau bahkan ikut berlomba. “Ini bukan cuma soal menang atau kalah, tapi soal kebersamaan dan melestarikan tradisi,” ujar Agus, salah satu peserta yang tampak antusias mengikuti lomba tahun ini.
Sky Lot: Perpaduan Kearifan Lokal dan Kesenangan Komunal
Lomba Sky Lot sebenarnya berasal dari kebiasaan para nelayan setempat dalam mencari kerang di area berlumpur menggunakan papan kayu. Nama Sky Lot sendiri adalah gabungan dari kata “sky” (berselancar) dan “lot” yang berasal dari bahasa Madura celot, artinya lumpur. Secara harfiah, Sky Lot berarti berselancar di atas lumpur.
Permainannya cukup sederhana namun menantang. Peserta berdiri dengan satu kaki di atas papan sepanjang satu meter dan selebar sekitar 50 sentimeter, sementara kaki lainnya digunakan untuk mendorong papan agar melaju di lintasan lumpur. Kedua tangan difungsikan sebagai alat penyeimbang dan pengarah. Lintasan yang digunakan biasanya merupakan bekas tambak yang hanya berisi sedikit air, menjadikannya medan yang cukup licin dan menantang.
Yang unik, sebelum lomba dimulai, peserta akan melakukan ritual hom-pim-pa untuk menentukan urutan lintasan. Ini menambah nuansa seru dan kekeluargaan dalam lomba.