Tradisi Unik yang Mengakar di Banyuwangi

Penonton diajak menari oleh penari Gandrung
Sumber :
  • Dovalent Vandeva Derico/ VIVA Banyuwangi

Wisata, VIVA Banyuwangi – Banyuwangi, kabupaten di ujung timur Pulau Jawa, tidak hanya dikenal karena keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga kekayaan budayanya yang khas. Masyarakat Banyuwangi, khususnya Suku Osing, memegang teguh tradisi leluhur yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi-tradisi ini menjadi bagian penting dari identitas mereka dan terus dilestarikan hingga kini. Mari kita telusuri beberapa tradisi unik yang mengakar di Banyuwangi.

1. Seblang Olehsari

Patroli Gabungan TNI-Polri Pastikan Kamtibmas di Situbondo Aman pada Tahap Masa Tenang dan Jelang Coblosan

Ritual Seblang Olehsari adalah sebuah tarian sakral yang dilakukan oleh seorang gadis yang dirasuki roh leluhur. Tarian ini dilaksanakan setiap awal bulan Syawal di Desa Olehsari, Kecamatan Glagah, sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan dan permohonan keselamatan serta kesejahteraan bagi masyarakat. Penari Seblang mengenakan omprok, yaitu mahkota dari untaian daun pisang dan aneka bunga, serta selendang dan kain panjang. Tarian ini diiringi musik tradisional yang khas dan berlangsung selama beberapa jam.

2. Kebo-keboan

Kebo-keboan adalah ritual adat yang diadakan setiap bulan Suro di Desa Alasmalang, Kecamatan Singojuruh. Dalam ritual ini, sejumlah pria didandani menyerupai kerbau dan membajak sawah dengan menggunakan alat tradisional. Ritual ini melambangkan rasa syukur masyarakat atas hasil panen yang melimpah dan permohonan agar panen berikutnya juga berhasil.

3. Tumpeng Sewu

Polresta Banyuwangi Gelar Apel Pergeseran Pasukan Pengamanan Pilkada Serentak 2024

Tumpeng Sewu adalah tradisi makan bersama dengan ribuan tumpeng yang digelar di sepanjang jalan Desa Kemiren, Kecamatan Glagah. Tradisi ini dilaksanakan seminggu sebelum Idul Adha sebagai wujud syukur kepada Tuhan dan mempererat tali persaudaraan antarwarga. Tumpeng-tumpeng tersebut disiapkan oleh warga secara gotong royong dan dinikmati bersama-sama setelah doa bersama.

4. Gandrung

Gandrung adalah tarian tradisional Banyuwangi yang dibawakan oleh seorang perempuan. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara penting seperti pernikahan, khitanan, atau perayaan hari besar. Penari Gandrung mengenakan kostum yang indah dan menari dengan gerakan yang lemah gemulai, diiringi musik tradisional yang khas.

5. Puter Kayun

Polresta Banyuwangi Terjunkan Ratusan Personel Pengamanan Kampanye Pilkada 2024

Puter Kayun adalah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Osing di Desa Kemiren pada lebaran Ketupat. Dalam tradisi ini, mereka berkeliling desa sambil membawa ancak berisi makanan dan hasil bumi sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan. Setelah berkeliling, ancak tersebut diletakkan di tengah jalan dan warga bersama-sama menikmatinya.

6. Barong Ider Bumi

Barong Ider Bumi adalah ritual tolak bala yang dilakukan oleh masyarakat Osing di Desa Kemiren setiap tahun baru Islam. Dalam ritual ini, sebuah boneka raksasa berbentuk barong diarak keliling desa sambil diiringi musik tradisional. Masyarakat percaya bahwa ritual ini dapat mengusir roh jahat dan membawa keberkahan bagi desa.

7. Mepe Kasur

Mepe Kasur adalah tradisi membersihkan kasur secara bersama-sama yang dilakukan oleh masyarakat Osing di Desa Kemiren pada bulan Dzulhijah. Tradisi ini melambangkan semangat gotong royong dan kebersihan dalam kehidupan sehari-hari.

Tradisi-tradisi di atas hanyalah sebagian kecil dari kekayaan budaya Banyuwangi. Masyarakat Banyuwangi terus berupaya melestarikan warisan leluhur mereka, menjaga agar tradisi-tradisi tersebut tetap hidup dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas mereka. Dengan demikian, Banyuwangi tidak hanya menjadi destinasi wisata alam yang menarik, tetapi juga tujuan wisata budaya yang kaya akan nilai-nilai luhur.