Ritual Adat Seblang Olehsari, Tarian Mistis Kembali digelar di Banyuwangi

Penari Seblang Olehsari saat menari di atas panggung
Sumber :
  • Jumroini Subhan

Banyuwangi – Seblang Olehsari, sebuah ritual adat kuno yang menjadi bagian dari tradisi Suku Osing di Banyuwangi, kini menjadi salah satu atraksi menarik wisatawan saat libur lebaran di Banyuwangi.

Program Sekardadu Banyuwangi Merambah Sektor Wisata, ini Potensinya

Ritual dilaksanakan pada minggu pertama bulan Syawal, diselenggarakan  setiap tahun, tahun ini dilaksanakan tepat pada tanggal 24-30 April 2023.

Sebelum pelaksanaan ritual warga Suku Osing di desa itu melakukan prosesi upacara selamatan di empat titik, termasuk di dua makam sesepuh Desa Olehsari, yaitu Ki Buyut Ketut dan Ki Buyut Cili.

Kemarau Panjang, Warga Banyuwangi Gelar Tradisi Tiban Untuk Minta Hujan

Puncak tradisi Ritual itu ditandai dengan membawa penari ke arena Seblang yaitu tempat atau lokasi dimana prosesi acara digelar, letaknya di pusat Desa Olehsari. 

Diiringi alunan gamelan khas suku Osing penari Seblang menari berkeliling arena yang berbentuk melingkar. Karena penari saat menari kerasukan maka dua orang pengiring ikut mendampingi penari. 

Jamasan Pusaka Banyuwangi: Melestarikan Tradisi Sakral dan Warisan Budaya Jawa

Gerakan ritmis penari yang memakai mahkota daun pisang menambah kesakralan tarian itu.

Penari Seblang adalah seorang gadis yang ditunjuk leluhur, melalui mediasi selama tujuh hari berturut-turut. 

Penari Seblang Olehsari melemparkan selendang

Photo :
  • Jumroini Subhan

Selanjutnya, Roh leluhur merasuki raga sang penari. Lalu penari itu menari dalam keadaan mata tertutup, menari mengikuti alunan tabuh irama musim tradisional.

Tarian ini menjadi wujud syukur warga kepada Allah Swt. Ritual adat seblang merupakan tradisi turun temurun yang diwajibkan untuk dilaksanakan oleh masyarakat Osing di Desa Olehsari Kecamatan Glagah setiap tahun.

Kini, Seblang Olehsari menjadi sarana silaturahmi dan juga ungkapan rasa syukur atas keselamatan warga serta sebagai sarana ritual menolak bala. 

Menurut Kepala Desa Olehsari, Joko Mukhlis, hasil komunikasi dengan sesepuh desa dan tokoh masyarakat, serta pihak terkait menunjukkan bahwa intisari dari ritual adat Seblang Olehsari adalah selamatan desa yang dilaksanakan pada bulan Syawal. 

“Jika tidak dilaksanakan, menurut masyarakat adat akan terjadi pagebluk yang menimpa warga Desa Olehsari.” Terannya.

Oleh karena itu, ritual adat ini menjadi atraksi yang menarik wisatawan dan disyukuri oleh para pemangku adat karena berjalan dengan lancar tanpa halangan apa pun.

Ketua adat Desa Olehsari, Ansori (57), menjelaskan bahwa ratusan orang datang menyaksikan seorang penari dalam kondisi trance (kerasukan) di atas panggung bundar yang diiringi gending khas seblang. 

Adat Seblang Olehsari menjadi sebuah ritual desa yang dilakukan bersama-sama oleh seluruh warga Desa Olehsari.

Dalam pelaksanaan ritual, proses masuknya roh leluhur pada penari hanya bisa dilakukan satu kali pelaksanaan saja, lalu tarian Seblang bisa langsung dilaksanakan. 

Ratusan orang datang menyaksikan seorang penari dalam kondisi trance (kerasukan) di atas panggung bundar yang diiringi gending khas seblang. 

Gerakan ritmis penari yang memakai omprok (mahkota) daun pisang menambah keelokan tarian ini.

Selama menari, puluhan gending khusus berbahasa Osing dilantunkan oleh para sinden. 

“Ini sudah tradisi turun-temurun. Konon sudah dimulai sejak tahun 1930-an,” kata Ansori.

Ritual Seblang Olehsari diharapkan dapat terus menjadi bagian dari budaya daerah Banyuwangi yang dapat menarik minat wisatawan.

Sementara itu, seorang Budayawan Aekanu Hariyono, menambahkan penari Seblang adalah remaja putri yang masih keturunan seorang penari Seblang pertama puluhan tahun lalu di Desa Olehsari yaitu Salwati.

“Ritual tari ini menggunakan proses transenden di mana tubuh penari dimasuki energi goib,” terang Aekanu.