LPG 3 Kg Langka, Sejumlah Warga Kembali Gunakan Tungku Kayu
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi - Kelangkaan pasokan LPG 3 kg dalam beberapa hari terakhir berimbas pada sejumlah warga di Banyuwangi. Belum stabilnya pasokan gas melon di beberapa wilayah kecamatan membuat para ibu rumah tangga harus memutar otak untuk alternatif lain dalam memasak.
Lantaran susah mendapatkan gas elpiji 3 kg, sebagian warga memilih untuk kembali menggunakan tungku kayu bakar. Hal ini seperti yang dialami oleh Amining (42), warga Dusun Krajan, Desa Tapanrejo, Kecamatan Muncar.
Dirinya lebih memilih untuk menggunakan tungku dengan kayu sebagai bahan bakar untuk memasak. Menurutnya, selain untuk mengakali susahnya memperoleh LPG 3 kg, memasak dengan memakai kayu bakar juga dinilai lebih ekonomis dari segi biaya.
“Sekarang nyari gas (LPG 3 kg) sulit, kalo ada pun harganya bisa sampai Rp25ribu di penjual eceran. Mending balik pakai kayu lagi,” tuturnya (1/8).
Hal serupa juga dikatakan oleh Ngamah (55), warga Dusun Krajan, Desa Tapanrejo, Kecamatan Muncar. Saat ini, ia kembali beralih memakai tungku kayu sebagai media untuk memasak.
Ngamah menyebut, penggunaan kayu sebagai bahan bakar memasak merupakan pilihan yang efektif. Selain karena lebih murah, kayu juga lebih mudah diperoleh oleh masyarakat di wilayah pedesaan.
“Kalau pakai kayu, ya tinggal nyari di kebun sekitar rumah aja, nggak perlu beli. Lebih murah jadinya,” jelas Ngamah.
Menyikapi kelangkaan LPG 3 kg, pemerintah daerah (pemda) Banyuwangi kini gencar melakukan operasi pasar di sejumlah titik. Selain itu, Pertamina juga telah sepakat untuk menambah pasokan gas melon ke wilayah Banyuwangi.