Lebih dari Sekedar Minuman, Warisan Lezat dari Tanah Minang yang Menggoda Lidah!

Kawa Daun: Lebih dari Sekedar Minuman, Warisan Lezat
Sumber :
  • harian haluan

Kuliner, VIVA Banyuwangi –Sumatera Barat tak hanya terkenal dengan rendang, tetapi juga memiliki warisan kuliner unik bernama kawa daun. Minuman tradisional ini memiliki sejarah, cita rasa khas, dan metode penyajian yang menarik, menjadikannya ikon budaya kuliner di Kabupaten Lima Puluh Kota dan sekitarnya.

Sejarah Lahirnya Kawa Daun

Karupuak Balado Lima Puluh Kota: Ledakan Rasa di Setiap Gigitan!

Kawa daun, atau sering disebut Aia Kawa, berakar dari masa kolonial Belanda. Ketika tanam paksa kopi diterapkan pada abad ke-19, masyarakat lokal dilarang menikmati biji kopi yang mereka tanam. Sebagai solusi kreatif, mereka mulai menyeduh daun kopi yang menghasilkan cita rasa mirip kopi, namun dengan aroma dan tekstur berbeda. Tradisi ini bertahan hingga kini, menjadi bukti kreativitas masyarakat Minangkabau menghadapi keterbatasan​

 

Bahan dan Resep Tradisional

Untuk membuat kawa daun, daun kopi yang dipilih adalah yang sudah matang tetapi belum tua. Daun tersebut kemudian dijemur hingga kering, lalu diasapi menggunakan tungku tradisional. Proses pengasapan ini memberikan aroma khas yang membedakan kawa daun dari teh atau kopi biasa.

Lamang Tapai: Kuliner Tradisional Lima Puluh Kota yang Penuh Cerita dan Rasa

Minuman ini diseduh menggunakan air panas, kemudian ditambahkan gula aren atau susu untuk memperkaya rasa. Ada juga varian modern seperti kawa jahe, kawa madu, dan kawa susu, yang semakin memperluas daya tariknya​

Halaman Selanjutnya
img_title