Ai Nurhidayat: Menjaga Toleransi, Merawat Kebhinnekaan Lewat Sekolah Multikultural

Ai Nurhidayat, penggerak toleransi multikultural dari Pangandaran
Sumber :
  • Dok. SMK Bakti Karya Parigi/ VIVA Banyuwangi

Pangandaran, VIVA Banyuwangi – Ai Nurhidayat, pemuda asal Pangandaran, Jawa Barat, ini menjadi salah satu penggerak toleransi melalui program Kelas Multikultural yang ia selenggarakan bersama kawan-kawannya di SMK Bakti Karya Parigi.

Banyuwangi Geber Program SOBAT untuk Dorong Keterlibatan Orang Tua dalam Pola Asuh

Semangat toleransi untuk menjunjung keberagaman yang ada di Indonesia ini berawal dari keresahan Ai Nurhidayat melihat kondisi masyarakat di wilayahnya yang masih cenderung etnosentris.

Berangkat dari hal tersebut, Ai Nurhidayat mengembangkan gerakan publik di lingkup pendidikan yang bertujuan agar masyarakat di lingkungan sekitar dapat lebih mengapresiasi serta menghargai keberagaman yang ada di Indonesia.

Tak Kompromi, Pemkab Banyuwangi Mutasi Guru Pelaku Bully

Ai Nurhidayat bercerita, program Kelas Multikultural di SMK Bakti Karya Parigi ini pertama kali ia selenggarakan pada 2016. Sementara untuk sekolahannya sendiri, Ai Nurhidayat menyebut sudah ia dirikan sejak 2011 silam.

“Awalnya saya itu mendirikan sekolah namanya SMK Bakti Karya Parigi. Sekolah ini menginisiasi program kelas multikultural yaitu program yang mempertemukan siswa dari beragam latar belakang yang berbeda-beda, baik itu dari suku, etnis, agama, daerah,” kata Ai Nurhidayat kepada banyuwangi.viva.co.id pada Sabtu, 4 November 2023.

Banyuwangi Wujudkan Sekolah Nyaman untuk Optimalkan Program Merdeka Belajar

Program Kelas Multikultural ini, lanjut Ai Nurhidayat, memberikan kesempatan bagi siswa dari berbagai latar belakang untuk bersekolah secara gratis selama 3 tahun melalui beasiswa penuh di SMK Bakti Karya Parigi.

“Kami mulainya tahun 2016. Sampai sekarang di tahun 2023 ini, total sudah 8 angkatan dari Program Kelas Multikultural,” ucap pemuda yang akrab disapa Kang Ai itu.

Halaman Selanjutnya
img_title