Harga Stabil dan Banyak Diminati, Produksi Pisang Cavendish Banyuwangi Dipacu

Banyuwangi Pacu Produksi Pisang Cavendish
Sumber :
  • Dok. Pemkab Banyuwangi/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Pemkab Banyuwangi terus memacu produksi potensi pertanian, terutama komoditas yang banyak diminati pasar. Seperti pisang cavendish atau ambon putih.

Ratusan Pembalap Sepeda Ramaikan Hubride 2024 di Banyuwangi

Pisang ini memiliki harga yang relatif stabil dan banyak diminati pasar.  

Pisang cavendish merupakan komoditas buah tropis yang sangat populer di dunia sehingga memiliki prospek pasar yang luas.

Peringatan HUT TNI ke-79 di Banyuwangi Berlangsung Khidmat

Pengembangan buah ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan petani hortikultura di Banyuwangi.

Sentra pisang cavendish di Banyuwangi terletak di Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Diduga Langgar Marka Jalan, Xenia Tabrak Truk Dari Arah Berlawanan di Desa Bengkak

Saat ini, total luasan tanaman pisang Cavendish di Kecamatan Cluring mencapai 10 hektar.  

Sunarto petani cavendish di Desa Cluring,  mengembangkan pisang Cavendish jenis Grand Nine (G9).

Karakteristik G9 ini memiliki ukuran buah lebih besar, tekstur daging buah yang lembut, serta rasa manis asam.

Sunarto menceritakan awalnya dia merupakan petani cabai.

Namun sejak lima tahun lalu, dia beralih menjadi petani pisang Cavendish karena dinilai lebih menguntungkan.

Selain harganya lebih stabil, perawatannya tidak rumit. Biaya operasionalnya juga lebih murah.  

“Permintaan pisang cavendish sangat tinggi, sehingga prospek ke depan lebih menjanjikan. Kita tidak kerepotan mencari pasar karena buah ini sangat diminati,” kata Sunarto saat Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengunjungi lahan Cavendish miliknya di sela kegiatan Bunga Desa (Bupati Ngantor di Desa) di desa tersebut, pada 27 Juni 2024.

Bupati Ipuk juga ikut melakukan panen perdana pisang Cavendish di lahan tersebut.  

Sunarto menceritakan, menanam pisang cavendish memerlukan keuletan dan ketelatenan.

Pemilihan bibit yang unggul, proses penanaman, cara perawatan, hingga penanganan pasca panen sangat menentukan kualitas buah yang dihasilkan.

Rata-rata satu pohon mampu memproduksi pisang cavendish seberat 20 kg.

Hasil panennya ini akan langsung diambil oleh pengepul, untuk diproses dan dipasarkan ke sejumlah supermarket di wilayah Surabaya, Bali, dan beberapa kota besar lainnya.  

“Harga dari kami RP. 6.000 per kilogram. Jadi kalau di rata-rata per pohon bisa menghasilkan Rp. 120.000,” ujarnya.  

Sunarto sendiri menanam 500 pohon Cavendish di lahannya.

Kalau dirata-rata produksinya bisa mencapai 1 ton dengan omset mencapai Rp. 60 juta dalam satu musim tanam.  

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan akan terus mendukung pengembangan komoditas pertanian, salah satunya cavendish.

“Potensinya besar dan kita memiliki alam yang cocok untuk jenis pisang ini. Ini harus kita optimalkan agar pendapatan dan kesejahteraan petani Banyuwangi bisa meningkat,” kata Ipuk.

Di Banyuwangi, pisang Cavendish juga dikembangkan di Kecamatan Bangorejo, Tegaldlimo, Purwoharjo, dan Muncar.