Kenaikan Harga Cabai di Pasuruan Awal Tahun 2025: Apa Penyebabnya?
- Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi
Curah hujan tinggi menjadi faktor utama yang memengaruhi hasil panen cabai di berbagai daerah. Hal ini menyebabkan kualitas dan kuantitas cabai menurun drastis. “Stok cabai super berkurang, sehingga harganya naik,” tambah Suprihatin. Ia memprediksi harga cabai rawit merah bisa mencapai Rp125.000 hingga Rp135.000 per kilogram jika kondisi cuaca tidak membaik dalam waktu dekat.
Dampak Bagi Konsumen dan Pedagang
Kenaikan harga ini tentu berdampak pada daya beli masyarakat. Cabai merupakan salah satu bahan dapur yang hampir selalu ada dalam masakan sehari-hari. Kenaikan harga cabai super, yang kini mencapai Rp100.000 per kilogram untuk jenis biasa, semakin membebani konsumen.
Di sisi lain, pedagang juga merasakan dampaknya. Suprihatin mengaku penjualan menurun karena banyak konsumen memilih mengurangi pembelian cabai atau beralih ke alternatif lain. “Pembeli sekarang lebih pilih-pilih, hanya beli sedikit atau bahkan tidak beli sama sekali,” katanya.
Solusi dan Langkah Antisipasi
Kenaikan harga cabai seperti ini bukan pertama kalinya terjadi. Oleh karena itu, diperlukan langkah antisipasi dari pemerintah dan pelaku usaha. Penyediaan fasilitas penyimpanan yang lebih baik, diversifikasi pasokan dari daerah lain, serta stabilisasi harga melalui kebijakan subsidi dapat menjadi solusi.
Kenaikan harga cabai di awal tahun 2025 menyoroti pentingnya pengelolaan pasokan bahan pokok di tengah cuaca ekstrem. Dengan prediksi harga yang berpotensi terus meningkat, konsumen perlu lebih cerdas dalam mengatur pengeluaran. Sementara itu, pemerintah dan pelaku usaha harus bersinergi untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bahan pokok.