9 Kecamatan Di Bondowoso Penderita Stuntingnya Masih Tinggi
- Zainul Muhaimin/ VIVA Banyuangi
Bondowoso, VIVA Banyuwangi – Untuk menurunkan angka stunting di Bondowoso, Pemkab melalui Dinas Sosial P3AKB terus melakukan upaya. Walaupun tidak bisa mengurangi secara signifikan, minimal target tercapai.
Hal itu dilakukan, karena pada bulan Desember tahun 2023 ini merupakan batas finish penyelesaian seluruh program Pemkab Bondowoso, termasuk program penurunan angka stunting di Bumi Ki Ronggo ini.
Dalam minggu-minggu terakhir ini, Dinas Sosial P3AKB bersama TPPS Kabupaten (Tim Percepatan Penurunan Stunting) bergerilya ke sejumlah kecamatan, utamanya kecamatan yang jumlah anak stuntingnya banyak untuk melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev).
Tim tersebut adalah Asisten, Staf Ahli dan OPD terkait BP4D (Badan Perencenaan Pembangunan, dan Penelitian Daerah Dinkes, Diskominfo, dan Dinsos P3AKB. Sedang Tim Kecamatan terdiri dari Muspika, Puskesmas, KUA dan Ormas.
Menurut Kepala Dinas Sosial PAKB, Anisatul Hamidah, Msi saat dikonfirmasi Banyuwangi.viva.co.id mengatakan, Monev yang dilakukan oleh Dinsos P3AKB terhadap Desa dalam memetakan angka Stunting, tidak hanya serta melihat jumlah banyaknya anak stunting, akan tetapi tim penilai juga menghitung jumlah Balita yang ada di Desa tersebut.
"Dalam melakukan data analis, kita menghitung jumlah balita, calon pengantin, anak gizi buruk, dan beberapa indikator lainnya. Sehingga hasilnya maksimal untuk menyusun program tahun berikutnya," ungkapnya, Sabtu 9 Desember 2023.
"Ada beberapa Kecamatan yang penderita stuntingnya masih tinggi, diantaranya, Kecamatan Klabang (1 Desa), Kecamatan Binakal (1 Desa), Kecamatan Grujugan (2 Desa), Kecamatan Bondowoso (1 Desa),” jelasnya.