Soal Dugaan Pengeroyokan di SMP 17, Kepsek Akui Ada Kekurangan
- Fitri Anggiawati/ VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Kepala Sekolah (Kepsek) SMP 17 Agustus 1945 Muncar Banyuwangi akui ada kekurangan dan akan belajar lebih banyak lagi terkait kasus dugaan pengeroyokan yang terjadi di lingkungan sekolahnya.
Namun demikian, kepsek membantah telah terjadi perundungan dan pengeroyokan seperti pengakuan yang disampaikan para korban kepada media.
“Bukan mengelak, kami tidak tidak tahu kejadian yang dituduhkan,” kata Kepsek SMP 17 Agustus 1945 Muncar Yuliati pada Banyuwangi.viva.co.id.
Yuliati juga membantah adanya pengeroyokan, melainkan total hanya 2 orang yang melakukan pemukulan kepada 2 korban yaitu R dan A.
Lanjutnya, persoalan tersebut dengan korban A pun telah selesai karena pelaku telah mengaku khilaf dan meminta maaf kepada korban.
“Saya berani jamin tidak ada indikasi genk,” tegas Yuliati.
Terlebih antisipasi perundungan pun telah dilakukan oleh pihak sekolah dengan menjalin kerjasama langsung dengan koramil untuk memberikan pendidikan kedisiplinan kepada siswa.
Upaya mediasi antara pihak sekolah dengan keluarga pun telah dilakukan beberapa kali, bahkan pihak sekolah disebutnya telah membuat berita acara terkait persoalan tersebut ke Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi.
Terkait isu yang mengatakan bahwa para korban yaitu R dan A enggan kembali ke sekolah tersebut, Yuliati mempersilakan, namun ia mengaku akan tetap membuka pintu bagi muridnya tersebut.
Yuliati juga memastikan bahwa apabila persoalan usai dan para korban berkenan kembali bersekolah, ia menjamin bahwa R dan A dapat bersekolah dengan aman dan nyaman terlepas dari kasus yang saat ini sedang ramai dibicarakan.