Begini Suasana Nyepi di Banyuwangi

Suana Nyepi di Desa Patoman, Blimbingsari, Banyuwangi
Sumber :
  • Dovalent Vandeva Derico/ VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –  Nyepi, menjadi sebuah perayaan yang wajib dilakukan umat beragama Hindu setiap tahunnya.

Menteri Pariwisata Pastikan Bandara Bali Siap Hadapi Arus Kedatangan Wisatawan

Seperti masyarakat di Desa Patoman, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, yang juga turut merayakan hari besar itu.

Saat memasuki wilayah tersebut, kalian akan disambut dengan keheningan dan kesunyian.

Penglipuran: Desa Wisata Terindah yang Memikat Hati dan Menyatu dengan Tradisi

Suara kicauan burung, dapat kalian dengarkan dengan jelas di setiap sudut desa.

Jalan - Jalan yang biasanya dilalui roda dua maupun roda empat, juga ditutup menggunakan bambu.

Mengenal 6 Tarian Adat Lampung, Warisan Kebudayaan Khas Daerah Indonesia

Selama Nyepi berlangsung, masyarakat juga harus menaati aturan yang dinamakan Catur Brata.

Ada 4 hal yang tidak boleh dilakukan, yaitu menyalakan api, melakukan kegiatan fisik atau bekerja, dilarang berpergian keluar rumah, dan yang terakhir dilarang mengadakan pesta sebagai bentuk bersenang-senang.

Hal tersebut harus ditaati dan dilaksanakan oleh masyarakat beragama hindu selama 24 Jam, yang dimulai dan diakhiri pukul 06:00 WIB pagi.

1 hari sebelum Nyepi dilakukan, masyarakat Desa Patoman menggelar pawai ogoh - ogoh, yang dimaksudkan sebagai bentuk refleksi diri.

Dibakarnya Ogoh - Ogoh di akhir acara, diharapkan dapat menjadi sebuah penolakan bala serta dapat tercipta ketentraman dan kerukunan selama Nyepi berlangsung.