Janger Banyuwangi, Kesenian Rakyat yang Memukau dengan Cerita Sejarah

Janger Banyuwangi masih eksis di Bumi Balambangan
Sumber :
  • Istimewa

Banyuwangi – Kota yang terletak di ujung timur Pulau Jawa yaitu Banyuwangi memiliki beragam seni dan budaya, salah satunya adalah kesenian Janger

Perputaran Uang di Festival Kukhara Banyuwangi Capai Rp 35 Juta Semalam

Janger, juga dikenal sebagai teater asal Banyuwangi, Damarwulan, atau Jinggoan, merupakan kesenian rakyat suku Osing yang memadukan tarian, kostum, dan gamelan Bali dengan kisah rakyat Jawa.

Kesenian Janger yang diciptakan oleh suku Osing banyak mengisahkan lakon sejarah kehidupan masyarakat pada masa kerajaan, terutama kejayaan Kerajaan Blambangan. 

Cerpen Bahasa Using, Judul: Jerangkong

Cerita yang umum dipertunjukkan di antaranya ande-ande lumut, Cindelaras, Minak jinggo mati, Damar Wulan ngarit, Sri Tanjung, atau cerita lain yang bernafaskan Islam.

Menurut Suwito (45), seorang pemain seni Janger Banyuwangi, kesenian seperti Janger merupakan bentuk pengenalan sejarah bagi masyarakat Banyuwangi. 

Banyuwangi Tolak Pendirian Hotel jika Tak Usung Identitas Lokal

Bahkan, cerita yang dimainkan dapat memberikan inspirasi bagi penonton Janger sendiri. Oleh karena itu, Janger Banyuwangi harus tetap dilestarikan.

Meskipun pemain seni Janger biasanya tidak menghiraukan ongkos atau bayaran, mereka melakukannya karena seni tersebut merupakan hobi atau talenta yang ingin mereka tampilkan. 

Pagelaran seni Janger Banyuwangi dilakukan semalam suntuk karena ceritanya yang panjang.

Namun, untuk menghindari rasa bosan pada penonton, gending-gending Osing dimainkan di sela-sela waktu pergelaran. 

Dengan gaya busana mirip penari legong Bali, penari bernyanyi lagu bahasa Osing, baik lagu - lagu lama maupun yang baru itu diharap agar penonton tidak bosan mengikuti cerita yang dimainkan.

Janger Banyuwangi dilengkapi dengan pentas, sistem tata suara, layar atau tirai, gamelan, tari-tarian, dan lawak. 

Cerita yang ditampilkan dalam Janger dibagi dalam beberapa babak yang dimulai dari setelah Isya hingga menjelang Subuh.

Kesenian daerah ini terbilang unik karena bahasa yang digunakan dalam pertunjukan adalah bahasa Jawa dan bahasa daerah Banyuwangi, yaitu bahasa Osing. 

Oleh karena itu, Janger Banyuwangi telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Kebudayaan dan Pendidikan Ditjen Kebudayaan Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya sebagai warisan budaya dunia.