Benarkah Sari Tebu Berubah Jadi Racun Setelah 15 Menit? Begini Penjelasan Dari Ahli Gizi
- https://pin.it/3nSi3lRDI
Kesehatan, VIVA Banyuwangi –Sari tebu adalah cairan manis yang diekstrak dari batang tanaman tebu (Saccharum officinarum). Proses ekstraksi umumnya dilakukan dengan menggiling atau memeras batang tebu untuk mengeluarkan airnya. Sari tebu memiliki warna coklat kehijauan dan rasa manis alami karena kandungan gula sukrosa, glukosa, dan fruktosa yang tinggi.
Di berbagai negara, terutama di daerah di mana tebu banyak dibudidayakan seperti Asia Tenggara, Asia Selatan, Amerika Latin, dan Afrika, sari tebu menjadi minuman populer yang sering disajikan dingin dengan es batu. Di Indonesia sendiri, minuman ini dikenal dengan nama "es tebu" dan banyak dijual di pinggir jalan.
Banyak media sosial yang mengklaim jika sari tebu dapat menjadi racun dalam waktu 15 menit setelah di peras. Namun hal itu dibantah oleh Toto Sudargo, Ahli Gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM): Beliau menyatakan “Bahwa air gula (termasuk sari tebu yang mengandung gula) termasuk bahan yang awet untuk disimpan. Justru, gula sering digunakan sebagai pengawet makanan. Sari tebu yang diberi es batu bahkan akan lebih awet”.
Selain itu, Ati Nirwanawati Ahli Gizi sekaligus pengurus PERSAGI: Beliau juga membantah klaim “Bahwa sari tebu akan kadaluarsa dan menjadi racun dalam 15 menit setelah diperas”. Menurutnya, masalah utama bukanlah pada sari tebunya, melainkan potensi kontaminasi bakteri jika tidak disimpan dengan benar.
Sehingga kesimpulannya adalah sari tebu tidak bisa menjadi racun hanya dalam waktu 15 menit saja. Pembusukan memang bisa terjadi, tetapi prosesnya memerlukan waktu lebih lama dan ditandai dengan perubahan fisik dan bau pada sari tebu. Jadi, penyimpanan yang benar adalah kunci untuk menjaga kesegaran dan keamanan sari tebu.