Ramadhan Mengajarkan Menjadi Pribadi Yang Optimis
- Istimewa / VIVA Banyuwangi
Mengapa pertengahan karena kita pun harus tetap meyakini Qodho dan Qodar Allah SWT. Itulah batas Optimisme kita.
Nabi Zakaria as tak kenal lelah berdoa siang dan malam. Untuk dikaruniakan seorang anak, padahal usianya saat itu sudah renta.
Beliau berdoa tak kenal putus asa, bahwa doanya akan dikabulkan Allah SWT. Demikianlah, kemudian Allah mengabulkan doanya.
Seorang ibu yang bersedia mengandung anaknya selama kurang lebih sembilan bulan. Melahirkannya dengan bertaruh nyawa.
Kemudian merawat bayinya dengan penuh kasih sayang. Dia memang tidak tahu bagaimana keadaan anaknya kelak. Akan menjadi anak yang berbakti atau justru durhaka.
Tapi sikap optimisme dibutuhkan. Kita hanya berusaha merawat, membesarkan dan mendidiknya dengan baik. Mudah-mudahan di masa depan anak kita akan menjadi anak yang shalih, anak yang berbakti kepada kedua orang tua.
Janganlah kita seperti iblis yang berputus asa dari rahmat Allah SWT.