Gagalnya Wajib Belajar 12 Tahun, Masih Adanya Anak Putus Sekolah

LSM LBSI Saat Berdiskusi Bersama Sejumlah Tokoh Masyarakat
Sumber :
  • Achmad Fuad Afdlol/viva banyuwangi

Hal inilah, kata Atiek, panggilan akrabnya, pihaknya akan melakukan pengecekan ke rumah tempat tinggal siswi yang bersangkutan, agar bisa dan mau bersekolah lagi demi penurunan angka anak putus sekolah di Kabupaten Lumajang.   

1 Orang Belum Ditemukan, Tim SAR Hentikan Pencarian Korban Tebing Longsor di Lumajang

"Kita sama-sama menyadari, pendidikan adalah investasi bagi masa depan. Pemerintah pula sudah memfasilitasi layanan pendidikan dan pembelajaran. Walau begitu, kita pula tidak bisa tutup mata tentang mahalnya biaya yang harus dibayar ketika jenjang pendidikan semakin tinggi," paparnya.  

Dalam temuannya, LSM LBSI mendapati adanya iuran 150 ribu setiap bulan untuk sekolah negeri. Iuran ini dinilai cukup memberatkan terutama bagi wali murid pasca terpuruknya ekonomi akibat pandemi covid-19.

Nur Wakit Daftarkan Diri, Sebagai Bacabup Dari Partai Golkar

Temuan lain adalah adanya seorang murid berprestasi yang akhirnya memilih mengundurkan diri dan memilih untuk bekerja akibat tidak mampu memenuhi kewajiban bulanan tersebut.

"Kami hanya ada dana Rp 800 ribu saja, namun oleh pihak sekolah diminta untuk melunasi nya agar anak saya bisa sekolah,"' keluhnya.  

KM 55 Piket Nol Lumajang Ditutup Lagi Karena Longsor

Akibat malu tidak bisa memakai seragam seperti teman-temannya, dia langsung tidak masuk sekolah sejak seminggu yang lalu.   

"Sekarang anaknya sudah pergi ke Bali, mungkin akibat malu tadi. Dan saya sudah merayu untuk balik ke Lumajang, tapi masih ditolaknya," ujarnya lagi.    

Halaman Selanjutnya
img_title