Kejaksaan Buenos Aires Tetapkan 5 Tersangka dalam Kasus Pembunuhan Liam Payne

Liam Payne Meninggal di Buenos Aires, Argentina
Sumber :
  • www.people.com

Argentina, VIVA BanyuwangiMasih teringat dalam ingatan ketika berita kematian salah satu anggota One Direction yakni Liam Payne muncul di dunia maya. Kabar ini begitu mengejutkan bahkan bukan cuma untuk penggemar, tapi banyak orang di seluruh dunia. 

Tragis! Pasangan Suami Istri di Pasuruan Aniaya Anak Hingga Tewas, Ini Kronologinya

Saat itu, Payne diduga meninggal dunia karena terjatuh dari balkon kamar hotelnya, di Buenos Aires, Argentina. Dan setelah satu bulan meninggal dunia, Payne akhirnya dimakamkan di Amersham, Inggris pada tanggal 20 November 2024 lalu. 

Namun, setelah beberapa hari dimakamkan, sebuah dugaan baru muncul soal kasus kematiannya. Di mana kematian Payne, disinyalir bukanlah karena kelalaian pribadi atau kecelakaan. Melainkan “Pembunuhan”. 

Siap-Siap Merinding! Rekomendasi Drakor Thriller Penuh Misteri yang Bikin Jantung Berdebar Kencang!

Melansir dari usatoday.com, kematian Payne yang jatuh dari balkon terlihat bukan seperti tindak lalai. Misalnya terpeleset. Melainkan terlihat seperti melarikan diri. Payne memang sudah sejak lama punya masalah mental di mana ia, bisa mengalami kegelisahan atau anxiety, saat berada di ruang tertutup. 

Kegelisahan inilah yang diduga, menjadi pemicu dirinya untuk melompat keluar dari dalam kamar hotel. Karena sebelum meninggal dunia, Payne juga pernah melakukan hal ini. Tepatnya pada bulan September 2024. Saat itu, Payne dikabarkan keluar dari dalam kamar yang ia sewa melalui balkon menggunakan selang air yang biasa digunakan untuk menyiram tanaman. 

Riwayat Nabi Muhammad SAW tentang Kiamat: Kemakmuran dan Kekejaman yang Meningkat di Akhir Zaman!

Rasa trauma Payne terhadap ruang tertutup diduga muncul saat masih aktif menjadi anggota One Direction. Tur dunia yang berlarut-larut dan banyak menghabiskan waktu di dalam kamar hotel, kemungkinan menjadi pemicu utama dari gangguan kesehatan mental tersebut. 

Dugaan tentang Payne yang meninggal karena berusaha melarikan diri dari dalam kamar hotel, ternyata menjadi topik penting bagi para penegak hukum di Argentina. Pihak Kejaksaan Buenos Aires kemudian mulai menyelidiki kasus ini. 

Setelah menyelidiki selama beberapa waktu, Andrés Esteban Madrea, yang juga Kepala Kantor Kejaksaan Pidana dan Pemasyarakatan Nasional Argentina mengatakan bahwa sebelum meninggal dunia, Payne menerima paket pengiriman narkotika sebanyak empat kali. 

Pertama di tanggal 14 Oktober sebanyak dua kali, di mana paket narkotika yang dikirim adalah kokain. Paket ini, dikirim oleh kurir yang bernama Braian Paiz. Kemudian di tanggal 15 dan 16 Oktober, Payne kembali menerima paket kokain (satu hari satu paket) dari karyawan hotel yang bernama Ezequiel Pereyra.

Pihak Kejaksaan juga sempat memeriksa CCTV yang ada di lobi hotel, di mana ternyata, beberapa saat sebelum meninggal dunia, Payne tertangkap sempat kehilangan kesadaran di lobi hotel. Kemudian manajer hotel yakni Gilda Martin dan resepsionis hotel yakni Esteban Grassi, menginisiasi beberapa orang untuk membawa Payne ke kamar. 

Namun setelah membaringkan Payne di kamar, Martin, Grassi dan tiga orang yang menggotong Payne pergi meninggalkan kamar. Nahasnya, tidak lama setelah Payne kembali ke kamar, ia sadar dan mungkin panik atau mengalami halusinasi, hingga akhirnya ia melarikan diri dari balkon kamar. 

“Kami menganggap hal ini sebagai kelalaian. Seharusnya korban tidak dibawa ke kamar yang punya fasilitas balkon. Karena itu jelas-jelas tidak aman. Seharusnya ia dibawa ke tempat yang lebih aman dan harus didampingi setidaknya sampai dokter datang,” kata Madrea. 

Karena hal ini, Jaksa Madrea mengajukan untuk terus mengawal kasus ini sampai tuntas. Dan hari Senin kemarin, Kantor Kejaksaan Argentina akhirnya menetapkan lima tersangka yang diduga terlibat secara tidak langsung dalam kematian Payne. 

Selain Gilda Martin, Esteban Grassi, Ezequiel Pereyra dan Braian Paiz, Hakim Laura Bruniard menetapkan bahwa ada satu orang lagi yang juga terlibat dalam kasus ini. Ia adalah Roger Nores yang merupakan teman sekaligus katanya, adalah manajer Payne. 

Nores, ditetapkan menjadi tersangka karena dianggap membiarkan Payne yang punya kondisi rentan. Nores jelas tahu bahwa Payne punya kecanduan terhadap obat-obatan dan tidak dapat mengontrol dirinya sendiri. Dengan semua kondisi ini, Nores memilih untuk meninggalkan Payne di hotel tepat satu jam sebelum meninggal dunia.