Soal Reboisasi, Politisi PPP Bantah Pernyataan Ketua PKB Banyuwangi

Warga melakukan penanaman pohon
Sumber :
  • Dok. Syamsul Arifin

Banyuwangi – Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Banyuwangi bantah pernyataan ketua DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Banyuwangi perihal reboisasi yang belum pernah dilakukan.

DPP PKB Rekom Gus Makki - Ali Ruchi

Faktanya, seusai banjir yang mengakibatkan beberapa fasilitas umum di Kecamatan Kalibaru bulan November tahun lalu, sudah dilakukan penanaman pohon keras, baik dari perhutani maupun dari pihak perkebunan PTPN XII.

“Kalau perhutani saya terlibat langsung, dan kalau perkebunan saya tidak terlibat. Namun faktanya itu ada,” kata Syamsul Arifin, Politisi PPP Banyuwangi. Kamis (11/05/2023).

Pilbup Banyuwangi 2024: Surat Rekomendasi PKB Beredar, Gus Makki Tetap Tenang

Baca Juga : Banjir Kalibaru Lagi, Ketua DPC PKB: Sejak Banjir Sebelumnya Belum Ada Reboisasi

Dirinya juga menegaskan apa yang disampaikan Ketua DPC PKB Banyuwangi, Abdul Malik Syafaat tersebut tidak semua benar, reboisasi itu dilakukan. Bahkan, semua elemen bergerak usai peristiwa banjir tahun lalu.

Meski Dipecat, M. Shobih Asrori Tetap Hadiri Pelantikan DPRD Pasuruan

Syamsul Arifin saat menrahkan tanaman keras ke warga

Photo :
  • Dok. Syamsul Arifin

“Itu tidak semua benar, saya terlibat langsung mas,” tegasnya.

Untuk memastikan bahwa penyebab banjir bukan dari faktor serapan yang kurang maksimal. Politisi PPP tersebut menggambarkan kondisi perkebunan saat ini. Menurutnya ribuan pohon keras sudah di tanam, meski umurnya masih muda.

“Kalau tanamanya saat ini, tebunya sedang gede-dedenya dan tanaman tegakan seperti alpukat dan durian juga sudah ditanam,” paparnya.

Menurutnya, banjir yang terjadi pada Rabu malam kemarin itu murni dari curah hujan yang tinggi, sehingga sungai tidak mampu menampung sehingga meluber hingga ke rumah warga. Tak hanya itu saja, lebih parahnya pemanfaatan bantaran sungai oleh warga sehingga terjadi penyempitan, sehingga menghambat laju air.

“Jadi faktor pertama banjir adalah hutan lebat, nomor dua itu saluran yang ada di bantaran sungai dimanfaatkan untuk warga,” pungkasnya.