8 Kejanggalan Tewasnya Santri Banyuwangi di Ponpes Kediri Seperti ini

Perwakilan ponpes yang antar jenasah santri tewas
Sumber :
  • Screenshot Sosmed/ VIVA Banyuwangi

banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Seorang santri dipulangkan kembali ke rumah orang tuanya dalam kondisi meninggal dunia. 8 kejanggalan ditemukan pihak keluarga saat jenazah tersebut tiba di rumah duka dianter pihak perwakilan pesantren. Kematian korban yang masih berusia 14 tahun tersebut kini masih mengundanng tanda tanya.

2 Terdakwa Pembunuh Santri Dituntut 7 Tahun Penjara Denda 100 Juta, Sebanding?

Suasana duka langsung menyelimut keluarga besar Bintang Balqis Maulana di Desa Kedung Lembu, Kecamatan Karangharjo, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Sabtu, 24 Februari 2024.

 

Gelar Safari Ramadan, Bupati Ipuk: Momen Bertemu Masyarakat

Remaja usia 14 tahun tersebut pulang ke rumahnya dalam kondisi meninggal dunia saat menuntut ilmu di sebuah Pondok Pesantren di Dusun Mayan, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri Jawa Timur.

 

Ngantor di Desa Bumiharjo, Bupati Ipuk Gali Berbagai Potensi Pertanian

Dan berikut sejumlah kejanggalan dari kematian korban:

 

 

1.     Perwakilan pesantren menyatakan korban meninggal akibat terjatuh dari kamar mandi

2.     Kain kafan korban tidak boleh dibuka

3.     Darah menembus kain kafan korban

4.     Luka lebam

5.     Luka bekas sundutan rokok

6.     Luka jeratan di leher

7.     Hidung patah

8.     Pihak pondok menutup-tutupi peristiwa ini

 

Mengetahui hal tersebut, Mia Khasanah kakak korban langsung menduga kematian adiknya tersebut tidak wajar.

Perwakilan ponpes yang antar jenasah santri tewas

Photo :
  • Screenshot Sosmed/ VIVA Banyuwangi

“Ini pasti dianiaya, tidak mungkin kalau hanya jatuh di kamar mandi,” ujar Mia geram.

 

Dengan kejanggalan ini, pihak keluarga memutuskan untuk melaporkan hal tersebut pada Polsek Glenmore yang kemudian diteruskan pada Polresta Banyuwangi.

 

Dalam kesempatan yang berbeda, Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji membenarkan peristiwa tersebut.

 

"Kita masih koordinasi dengan Polresta Banyuwangi untuk penyelidikan dugaan kasus (penganiayaan) ini," kata Bramastyo, Minggu, 25 Februari 2024.

 

Jenazah korban akhirnya dibawa ke RSUD Blambangan untuk dilakukan otopsi guna mencari tahu penyebab pasti kematian santri malang tersebut.