Harga Telur di Situbondo Terus Merangkak Naik Jelang Ramadhan, Tembus 32 Ribu

Pedagang telur layani pembeli di pasar tradisional
Sumber :
  • Istimewa / VIVA Banyuwangi

Situbondo, VIVA Banyuwangi –Bulan Ramadhan yang semakin dekat, membuat sejumlah harga di pasaran meningkat dalam sepekan terakhir. Harga telur kinit tembus Rp 32.000 per kilogramnya. Kenaikan ini dimungkinkan terus akan terjadi seiring tingginya permintaan.

Pemkab Situbondo Tingkatkan Kemampuan Pemasaran Digital Generasi Z

Di Pasar Sumber Kolak, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo Jawa Timur harga telur tembus Rp 32.000 untuk setiap kilogramnya.

 

Detik-Detik Mencekam! Pusat Perbelanjaan Konveksi dan Swalayan di Situbondo Terbakar

“Sebelumnya hanya Rp 26.000 tapi sepekan terakhir terus naik. Kayaknya belum akan turun sampai hari raya,” ujar Solihin seorang pedagang.

 

Foto: Momen Pasukan Gabungan TNI-ADF Menyerbu Markas Musuh dalam Operasi Amfibi di Pantai Banongan

Naiknya tidak membuat pedagang meraih untung lebih karena harga ditingkat grosir juga mengalami peningkatan.

 

“Saya ambil dagangan juga butuh modal. Ini juga sangat membingungkan saya. Harga awal sudah mahal, jadi yaa gimana lagi,” tutur pedagang telur ini.

 

Kenaikan harga tersebut diduga karena tingginya permintaan menjelang Bulan Ramadhan. Biasanya kondisi tersebut akan bertahan hingga hari raya Idul Fitri.

 

“Banyak orang yang mau selametan dan bikin kue. Jadi permintaan meningkat. Makanya semua harga jadi naik,” kata bapak yang satu ini.

 

Mengacu pada situs resmi Dinas Perdagangan Provinsi Jawa Timur, harga telur ayam ras mencapai Rp 31.000 per kilogramnya.

 

“Untuk harga telur kampung Rp 36.000 pada Selasa, 5 Maret 2024,” tulis keterangan dalam website tersebut.

 

Kenaikan harga telur mulai dikeluhkan pengusaha makanan dan kue yang sudah menyiapkan olahan menjelang Bulan Ramadhan dan hari raya Idul Fitri.

 

“Bahan utama kue nastar saya adalah telur. Kalau harganya mahal seperti ini pasti akan membuat harga jual nastar saya juga akan meningkat,” ungkap Iin Endang Susiati seorang pembuat kue rumahan.

 

Hal senada juga dirasakan Mimi Eva, seorang pedagakan seblak yang juga merasakan dampak dari kenaikan harga telur tersebut.

 

“Seblak itu biasanya dicari untuk buka puasa. Saya juga butuh telur sebagai isian dari olahan seblak. Nyusain kalau harga telur mahal kayak gini,” keluh pemilik Kedai Teh Mimi Seblak Prasmanan tersebut.

 

Kenaikan harga telur acap kali terjadi setiap perayaan hari besar. Kondisi akan kembali normal setelah perayaan hari besar tersebut usai.