Warga Bondowoso Sambut Antusias Sinta Nuriyah Wahid

Buka puasa bersama Sinta Nuriyah Wahid di Pendopo Bondowoso
Sumber :
  • Zainul Muhaimin/ VIVA Banyuwangi

Bondowoso, VIVA BanyuwangiSinta Nuriyah Wahid, menggelar buka bersama di Pendopo Bupati Bondowoso, Jawa Timur (Jatim), Rabu 27 Maret 2024.

Jika RUU Penyiaran Disahkan, FJB: Ganyang DPR!!!

Dalam kunjungannya, istri Presiden keempat Republik Indonesia (RI), Alm. KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, disambut sangat antusias oleh warga Bondowoso, baik dari kalangan Muslim maupun Non-Islam.

Salah satu warga Tionghoa Bondowoso, Ye’yen mengatakan, kegiatan buka bersama yang diagendakan oleh ibu Sinta merupakan sesuatu yang sangat luar biasa.

PJ Bupati Bondowoso Sibuk Serap Aspirasi Petani, DPRD Nilai Tak Ada Program Prioritas Terealisasi

Buka puasa bersama Sinta Nuriyah Wahid di Pendopo Bondowoso

Photo :
  • Zainul Muhaimin/ VIVA Banyuwangi

“Hari ini luar biasa bagi kita ya, terutama bagi kami yang bukan muslim. Tapi kita bisa ikut merasakan bagaimana saudara-saudara kita yang muslim mengikuti ibadah puasa,” ungkap Ye’yen pada Banyuwangi.viva.co.id.

Mainkan Peran Dalam Pesta Demokrasi, 3 Parpol ini Lakukan Koalisi

Ye’yen juga menyampaikan bahwa Agama Katolik juga memiliki ibadah puasa selama 40 hari.

“Kita juga ada puasa 40 hari tapi tidak wajib. Bagi siapa saja yang berkenan untuk melaksanakan puasa boleh melakukannya,” ucap Ye’yen.

Dalam menjalankannya, imbuh Ye’yen, ibadah puasa ala Agama Katolik tidak jauh berbeda dengan Agama Islam.

“Kita ada sahur dan buka, tapi tidak semua melaksanakan sahur. Apa yang disampaikan ibu Sinta tadi, saya ambil sisi positifnya bahwa jika sudah sahur kita sudah berniat untuk puasa,” jelas warga Kecamatan Bondowoso.

Ye’yen berharap, acara buka bersama bukan hanya selesai sekedar isi tausiah saja, namun ia berharap agar persaudaraan lebih dipererat lagi meskipun warga Bondowoso beragam.

“Meskipun beda suku, beda agama, tapi kita harus tetap satu. Ketemu dimanapun, walaupun tidak kenal tapi saling menyapa kan baik untuk kita bersama,” harap Ye’yen.

Ditempat yang sama, Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Bondowoso, Michelle mengatakan, perbedaan tidak menghalangi warga Bondowoso untuk kumpul bersama.

“Meskipun kita minoritas, namun toleransi di Bondowoso sangatlah tinggi. Selama ini, belum pernah saya menemukan bentrokan antar agama di Bondowoso,” pungkas Michelle.