4 Orang Tertimbun Longsor, Pj Bupati Lumajang Prihatin Turut Berbelasungkawa

Pj Bupati Lumajang ketika berkoordinasi dengan Kepala BPBD
Sumber :
  • Fuad/Kominfo

Lumajang, VIVA Banyuwangi – Sulitnya proses evakuasi korban tertinbun longsoran di lokasi pertambangan pasir di Dusun Sumpit, Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, membuat Pj Bupati Lumajang, Indah Wahyuni (Yuyun) merasa iba dan prihatin atas peristiwa tersebut.

PMI Ilegal di Malaysia Asal Lumajang Meninggal Dunia

Hal ini disampaikan Pj Bupati Lumajang, saat koordinasi dengan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Patria Dwi Yustiadi, di kantor Kecamatan Pronojiwo, Rabu 5 Juni 2024.

"Saya turut prihatin dan berbela sungkawa atas musibah ini, ini merupakan salah satu permasalahan di tambang pasir, masih ada orang yang menambang pasir di pinggir sungai, tentu ini nantinya akan ditata agar kejadian seperti ini tidak terulang kembali," ujarnya saat dimintai keterangan Banyuwangi.viva.co.id.

Alami Hipotermia, Pendaki Dievakuasi Dari Gunung Lemongan Lumajang

Dari data yang dihimpun Banyuwangi.viva.co.id, dan keterangan saksi serta pihak BPBD, longsor terjadi sekitar pukul 11.30 WIB, Selasa 4 Juni 2024, berada di petak 4 kawasan hutan milik perhutani.

“Ketinggian timbunan kurang lebih 15 meter sampai 20 meter berbentuk tanah liat dan pohon pohon pinus. Ada 4 Korban yang tertimbun, 3 belum ditemukan dan 1 berhasil dievakuasi, atas nama Kusnadi warga Dusun Tulungagungan RT 11 RW 5, Desa / Kecamatan Pronojiwo, namun dalam kondisi tidak tertolong,” papar Pj Bupati Lumajang.

Gadis 16 Tahun Dinikahin Tanpa Izin, Orangtua Lapor Polisi

Sedangkan ketiga korban yang belum ditemukan, diantaranya atas nama Junaidi warga Dusun Karangsuko, Desa Tamansatrian, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang, yang berprofesi sebagai sopir truk.

“Ada warga yang juga belum ditemukan atas nama Dwi warga Dusun Supit RT 36 RW 13, Desa / Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang dan Rohim warga Dusun Besuk Cukit, Ddesa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, yang keduanya merupakan penambang pasir manual,” tambahnya.

Indah Wahyuni berharap, musibah seperti ini menjadi pembelajaran dan perbaikan tata kelola pertambangan pasir. Perlu duduk bersama antar stakeholder baik dari instansi pemerintah yang mengatur regulasinya, perizinan termasuk juga dengan himpunan penambang dan warga masyarakat pekerja tambang sehingga ada perbaikan dari hulu ke hilir terkait tata kelola pertambangan pasir.

"Termasuk perhatian pemilik tambang kepada pekerja tambang, seperti ini adakah asuransinya, kalau ada asuransi kalau ada apa-apa bisa dapat asuransi, sehingga keluarga yang ditinggalkan bisa melanjutkan hidupnya," tutupnya.

Sampai dengan berita ini ditayangkan, petugas K-9 juga ikut diturunkan guna mempercepat proses evakuasi korban tersebut.