Krisis Air Bersih di Pasuruan: Emak-emak Rela Antre Demi Air Bersih

Krisis Air Bersih, Emak-emak Rela Antre Demi Air Bersih
Sumber :
  • Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi

Pasuruan, VIVA Banyuwangi –Sejumlah ibu rumah tangga di Kota Pasuruan, Jawa Timur, harus berjuang mendapatkan air bersih setelah mengalami krisis air selama empat pekan terakhir.

Spesialis Pencurian Aki dan Gerobak Es Tebu di Pasuruan Tertangkap, Berkat Rekaman CCTV

Kondisi ini diduga terjadi akibat macetnya aliran air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) setempat.

Akibatnya, warga terpaksa antre panjang untuk mendapatkan air bersih, sebuah pemandangan yang kini sering terlihat di beberapa titik distribusi air gratis.

Tragedi Berdarah di Pasuruan: Cekcok Uang Berujung Maut, Mantan TKI Tikam Paman hingga Tewas

Krisis air bersih ini sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari warga, terutama kaum ibu yang harus mengelola kebutuhan air di rumah tangga mereka.

Air PDAM yang biasanya digunakan untuk mandi, mencuci, dan memasak, kini harus digantikan dengan air dari sumber lain, termasuk dari bantuan komunitas.

Antrean Panjang Demi Air Bersih

Kisruh di Lapangan: Wasit Dikejar Suporter, Turnamen Sepak Bola Tarkam di Pasuruan Memanas

Pada Rabu siang, ibu-ibu di Jalan Jendral S Parman, Kota Pasuruan, terlihat antre dengan membawa gerobak penuh jerigen di sekitar tangki air bersih.

Komunitas lokal mengadakan distribusi air gratis untuk membantu warga yang terdampak krisis air.

Namun, mendapatkan air bersih tidaklah mudah. Mereka harus sabar menunggu giliran, karena antrean panjang sudah menjadi rutinitas sehari-hari sejak krisis ini terjadi.

"Sudah empat minggu air PDAM macet. Kami harus beli air atau menunggu bantuan seperti ini," ujar Aisyah, salah satu warga yang ikut antre. "Nggak bisa apa-apa, mas, kalau airnya nggak ada," tambahnya dengan wajah lelah.

Aisyah dan warga lainnya terpaksa harus meninggalkan pekerjaan rumah dan keluarga mereka demi mendapatkan air yang menjadi kebutuhan mendesak.

Antrean pun semakin panjang setiap harinya, terutama saat bantuan air datang.

Beban Ekonomi Akibat Pembelian Air Bersih

Krisis air bersih ini tidak hanya berdampak pada ketersediaan air, tetapi juga pada beban ekonomi warga.

Mereka harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli air bersih setiap hari.

Satu jerigen air bersih berkapasitas 18 liter dijual dengan harga sekitar Rp18 ribu.

Dalam sehari, rata-rata keluarga membutuhkan setidaknya tiga jerigen air untuk kebutuhan memasak, mandi, dan mencuci.

Artinya, dalam sehari, mereka bisa menghabiskan lebih dari Rp50 ribu hanya untuk air bersih.

"Warga terpaksa membeli air setiap hari karena air PDAM nggak mengalir. Itu pun nggak cukup kalau cuma satu atau dua jerigen," keluh seorang warga lainnya.

Harga air yang tinggi tentu menjadi beban tambahan, terutama bagi warga yang kondisi ekonominya pas-pasan.

Di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, pengeluaran untuk air menjadi tantangan berat yang harus mereka hadapi.

Penyebab Krisis: Macetnya Jaringan Air PDAM

Menurut informasi yang dihimpun dari PDAM Kota Pasuruan, penyebab utama krisis air ini adalah adanya kendala pada jaringan utama distribusi air yang bersumber dari Umbulan, Desa Winongan, Kabupaten Pasuruan. Direktur PDAM Kota Pasuruan, Yoyok Widoyoko, menyebutkan bahwa perbaikan sudah direncanakan.

"Sudah kami cek ke lokasi, dan memang ada masalah pada jaringan utama dari sumber air Umbulan. Pembenahan akan segera dilakukan di Panggungrejo," ujar Yoyok dalam keterangannya.

Meskipun PDAM sudah berencana melakukan pembenahan, warga berharap agar tindakan perbaikan tersebut bisa segera dilaksanakan.

Sebab, krisis air ini telah menyebabkan dampak yang sangat besar terhadap kehidupan warga sehari-hari.

Harapan Warga untuk Pemulihan

Emak-emak di Kota Pasuruan berharap agar pemerintah setempat, khususnya pihak PDAM, bisa segera menyelesaikan masalah ini sehingga aliran air bisa kembali normal.

Mereka sangat bergantung pada air PDAM untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari.

"Kami berharap PDAM cepat membenahi masalah ini. Setiap hari kami kesulitan air. Kalau begini terus, kami tidak tahu harus berapa lama lagi hidup dengan membeli air setiap hari," ujar salah satu ibu rumah tangga yang juga mengalami dampak dari krisis air ini.

Krisis air bersih yang melanda Pasuruan tidak hanya menambah beban ekonomi warga, tetapi juga memperlihatkan betapa pentingnya akses air yang stabil untuk kebutuhan sehari-hari.

Warga terus berharap agar perbaikan segera dilakukan, dan distribusi air bersih dapat kembali normal secepatnya.

Data dan Fakta

1. Durasi Krisis: Sudah 4 pekan warga mengalami krisis air bersih.

2. Harga Air Bersih: Satu jerigen berisi 18 liter air dihargai Rp18 ribu.

3. Kebutuhan Harian: Rata-rata warga membutuhkan minimal 3 jerigen air per hari untuk keperluan memasak, mandi, dan mencuci.

4. Penyebab Krisis: Masalah pada jaringan utama distribusi air PDAM yang bersumber dari Umbulan.

PDAM Kota Pasuruan menyatakan bahwa perbaikan jaringan distribusi air yang rusak sedang dalam tahap perencanaan, dan diharapkan dapat selesai dalam waktu dekat.

Namun, sementara menunggu perbaikan selesai, distribusi air bersih dari komunitas dan pemerintah menjadi solusi jangka pendek bagi warga yang terdampak.

Krisis air bersih yang terjadi di Kota Pasuruan selama empat pekan terakhir menjadi bukti bahwa akses terhadap air bersih sangat vital bagi kehidupan sehari-hari.

Emak-emak yang berjuang antre air menunjukkan betapa besar pengaruh air dalam kehidupan rumah tangga.

Di tengah kesulitan ini, warga berharap agar permasalahan teknis pada PDAM segera ditangani, sehingga mereka dapat kembali menikmati aliran air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.