Dengan 1000 Rumah Baca, Tunggul Harwanto Tingkatkan Literasi Masyarakat Desa

Rumah Literasi Indonesia berikan dampak positif kepada anak - anak
Sumber :
  • Dok. Tunggul Harwanto/VIVA Banyuwangi

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Menciptakan kebiasaan positif di lingkungan sekitar dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui gerakan literasi. Tunggul Harwanto, penggagas Rumah Literasi Indonesia, membuktikan hal tersebut dengan program Desa Literasi Inklusi yang digagasnya.

David Andespin, Pejuang Konservasi Laut dari Pesisir Selatan

Tingginya angka pernikahan dini, perceraian, kasus kekerasan, dan rendahnya minat baca di lingkungannya menjadi latar belakang Tunggul menciptakan gerakan literasi. "Berangkat dari situ, akhirnya muncul ide serta gagasan Desa Literasi Inklusi ini," ungkapnya.

Melalui gerakan Desa Literasi Inklusi, Tunggul menginisiasi berbagai program dengan tujuan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Meriahkan HUT TNI ke-79, Kodim 0825 Banyuwangi Gelar Kejuaraan Menembak Dandim Cup 2024

"Kami memiliki gerakan 1000 Rumah Baca yang bertujuan untuk mengkampanyekan minat baca di pelosok desa. Selain itu, ada juga program Book Booster, Sociopreneur, UMKM Pelita, dan lain-lain," jelasnya.

Sejak dimulai pada tahun 2020, program ini perlahan menunjukkan dampak positif pada perilaku masyarakat. Tunggul tidak menyerah meskipun menghadapi berbagai rintangan dalam menjalankan programnya.

Berantas Pernikahan Dini dan Narkoba, Laskar Pencerah Edukasi Remaja di Pelosok Pasuruan

Kolaborasi dengan pemerintah setempat maupun tingkat yang lebih tinggi memungkinkan gerakan literasi ini dijalankan melalui berbagai kegiatan, tidak hanya membaca buku.

"Awalnya, banyak yang tidak percaya gerakan literasi bisa dilakukan melalui membaca buku. Namun, setelah berkolaborasi dengan berbagai pihak, kami dapat mengembangkan gerakan ini melalui UMKM, kewirausahaan, dan pengembangan minat bakat," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
img_title