Ritual Tradisi Seblang: Tarian dalam Kesurupan yang Menyatu dengan Budaya Using
- pinterest: @Thabrani
Budaya, VIVA Banyuwangi –Tradisi Seblang merupakan ritual yang dilaksanakan oleh masyarakat Using di Banyuwangi, khususnya di dua desa, yaitu Bakungan dan Olehsari. Ritual ini bertujuan untuk bersih desa dan tolak bala, dengan harapan agar desa tetap aman dan tenteram. Seblang diadakan selama tujuh hari berturut-turut, biasanya dimulai setelah hari raya Idul Fitri di Olehsari dan setelah Idul Adha di Bakungan.
Pemilihan Penari
Penari Seblang dipilih secara supranatural oleh seorang pawang yang dikenal sebagai Gambuh. Penari yang terpilih umumnya berasal dari keturunan penari Seblang sebelumnya. Selama ritual, penari akan menari dengan mata tertutup dan dalam keadaan kesurupan, sehingga mereka tidak merasakan lelah meskipun menari dalam waktu yang lama.
Proses Pelaksanaan
Ritual Seblang dimulai dengan upacara pembukaan yang dilakukan oleh Gambuh. Para penari ditutup matanya oleh ibu-ibu sambil memegang nampan bambu, kemudian pawang mengasapi penari dengan asap dupa sambil membaca mantra. Setelah penari mengalami kesurupan, pertunjukan dimulai dengan penari mengikuti irama gendhing yang dimainkan. Gerakan tarian ini sering kali monoton namun sarat makna.
Makna dan Filosofi
Tradisi Seblang tidak hanya berfungsi sebagai upacara tolak bala, tetapi juga sebagai bentuk hiburan bagi masyarakat. Melalui tarian dan musik, ritual ini menyampaikan nilai-nilai budaya serta memperkuat rasa kebersamaan dalam komunitas. Dengan pelaksanaan yang unik dan kaya akan makna, tradisi Seblang tetap menjadi bagian penting dari identitas budaya masyarakat Using di Banyuwangi, melestarikan warisan leluhur sekaligus memperkuat ikatan sosial antar warga desa.