Friedrich Nietzsche, Filsuf Radikal yang Mengguncang Dunia dan Mewarisi Pemikiran Modern
- https://olavete.com.br/friedrich-nietzsche/
Sejarah, VIVA Banyuwangi –Friedrich Nietzsche, seorang filsuf asal Jerman yang lahir pada 15 Oktober 1844 di Röcken, Saxony, bukanlah tokoh biasa dalam dunia pemikiran. Melalui gagasannya yang seringkali mengguncang fondasi moral, agama, dan budaya Barat, Nietzsche berhasil menempatkan dirinya sebagai salah satu pemikir paling radikal dan berpengaruh dalam sejarah filsafat modern. Bahkan hingga hari ini, ide-idenya masih terus diperdebatkan dan dijadikan referensi dalam banyak diskursus akademik maupun sosial.
Awal Kehidupan: Dari Teologi ke Filsafat
Nietzsche dibesarkan dalam keluarga yang religius. Ayahnya adalah seorang pendeta Lutheran, namun meninggal ketika Nietzsche baru berusia lima tahun. Masa kecil Nietzsche diwarnai oleh kedisiplinan spiritual dan pengaruh pendidikan klasik yang kuat. Ia menunjukkan kecerdasan luar biasa sejak usia muda, dan pada usia 24 tahun, ia menjadi profesor filologi klasik termuda di Universitas Basel, Swiss.
Namun, di tengah ketekunan akademiknya, Nietzsche justru mulai mempertanyakan nilai-nilai yang selama ini ia anut. Ia menyadari adanya kontradiksi dalam ajaran moralitas Kristen yang ia pelajari sejak kecil. Inilah titik balik yang kemudian melahirkan pemikiran-pemikiran filosofisnya yang sangat radikal.
Pemikiran-Pemikiran Revolusioner
Salah satu konsep Nietzsche yang paling terkenal adalah "God is dead". Dalam bukunya The Gay Science dan Thus Spoke Zarathustra, ia menyatakan bahwa Tuhan telah "mati"—bukan secara harfiah, melainkan simbolik, merujuk pada merosotnya kekuatan agama dalam kehidupan modern.
“Tuhan telah mati. Tuhan tetap mati. Dan kitalah yang telah membunuh-Nya.” – Friedrich Nietzsche