Bagaimana Astronot Buang Air di Luar Angkasa? Inilah Rahasia Toilet Luar Angkasa yang Canggih!
- www. popularmechanics.com
Gaya Hidup, VIVA Banyuwangi –Pernahkah Anda berpikir, bagaimana astronot bisa buang air di luar angkasa? Tanpa gravitasi, segala sesuatu yang berhubungan dengan aktivitas ini menjadi tantangan besar. Tapi jangan khawatir, NASA sudah menyiapkan teknologi canggih untuk memastikan para astronot tetap nyaman dan sehat selama misi mereka. Yuk, simak bagaimana toilet luar angkasa bekerja!
Tantangan Buang Air di Luar Angkasa
Pada dasarnya, di luar angkasa, tidak ada gravitasi untuk menarik cairan atau padatan ke bawah. Tanpa gravitasi, air seni atau kotoran yang dikeluarkan bisa dengan mudah melayang di udara, yang berpotensi mengganggu peralatan, sistem kelistrikan, atau bahkan kesehatan astronot itu sendiri. Kotoran yang melayang di ruang angkasa bisa merusak sensor-sensor sensitif di stasiun luar angkasa atau mengotori pakaian astronot.
Di masa lalu, para astronot harus mengatasi masalah ini dengan cara yang sangat sederhana, bahkan canggung. Pada misi Mercury dan Gemini di awal tahun 1960-an, astronot harus memakai pakaian luar angkasa mereka sebagai pengganti toilet. Ketika John Glenn menjadi astronot pertama yang berhasil melakukan misi luar angkasa dengan sistem pengumpulan urine dalam pakaian luar angkasa, masalah ini mulai mendapat perhatian lebih serius.
Toilet Luar Angkasa: Solusi Teknologi Canggih
Pada tahun 2000, NASA mulai merancang toilet yang lebih praktis untuk digunakan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Toilet pertama yang dipasang di ISS pada saat itu hanya dirancang untuk pria dan sangat sulit digunakan oleh wanita. Toilet ini menggunakan sistem penghisap vakum untuk mengatasi masalah tidak adanya gravitasi. Astronot harus berdiri untuk buang air kecil, dan untuk buang air besar, mereka harus duduk di kursi toilet kecil dengan tali pengikat untuk menjaga tubuh tetap berada di tempat.
Namun, meskipun sistem ini sudah cukup efektif, desainnya masih terbilang sulit digunakan dan tidak nyaman. Toilet tersebut juga sering kali sulit dijaga kebersihannya. Sebagai solusi, NASA menginvestasikan dana sebesar $23 juta pada tahun 2018 untuk merancang toilet luar angkasa yang lebih baik, lebih ringan, dan lebih efisien.
Inovasi Toilet Vakum NASA
Toilet baru yang dirancang pada 2018 mengadopsi sistem vakum canggih yang memanfaatkan tekanan udara untuk mengatasi masalah gravitasi nol. Sistem ini terdiri dari dua bagian utama: corong untuk urine dan kursi toilet kecil untuk buang air besar. Sistem ini memungkinkan astronot buang air dengan lebih mudah, tanpa risiko kotoran atau air seni melayang ke udara.
Untuk buang air kecil, astronot menggunakan corong yang terhubung dengan selang vakum. Corong ini dapat digunakan baik oleh pria maupun wanita, dan harus dipastikan rapat agar tidak ada kebocoran. Untuk buang air besar, astronot membuka penutup toilet dan duduk di kursi yang lebih kecil daripada kursi toilet biasa di Bumi. Ketika astronot duduk, toilet ini secara otomatis menyedot limbah ke dalam sistem penyimpanan khusus.
Daur Ulang Air dan Pengolahan Limbah
Salah satu aspek yang sangat menarik dari toilet luar angkasa ini adalah bagaimana air seni diproses dan didaur ulang. Sebagian besar air seni astronot mengandung lebih dari 90% air, sehingga NASA memutuskan untuk mendaur ulangnya menjadi air minum yang aman. Proses ini melibatkan pemurnian air seni menjadi air yang layak dikonsumsi, yang kemudian digunakan oleh astronot untuk minum, memasak, atau bahkan mencuci peralatan. Dengan cara ini, NASA mengurangi ketergantungan pada pasokan air dari Bumi.
Kotoran padat yang dihasilkan astronot, di sisi lain, dikemas dan dibawa kembali ke Bumi menggunakan kapal pengangkut yang sama yang digunakan untuk membawa sampah ISS. Kapal pengangkut ini kemudian meluncur kembali ke atmosfer, dan ketika memasuki lapisan atmosfer yang lebih rendah, kotoran akan terbakar karena suhu yang sangat tinggi.
Menjaga Kebersihan dan Kesehatan Astronot
Seluruh sistem ini dirancang dengan tujuan utama untuk menjaga kebersihan dan kesehatan astronot, yang sangat penting selama misi luar angkasa yang berlangsung lama. Kebersihan adalah hal yang tidak bisa diabaikan, apalagi dalam lingkungan yang tertutup seperti stasiun luar angkasa. Toilet vakum ini bukan hanya mengatasi masalah buang air, tetapi juga menghindari kontaminasi yang bisa menyebabkan penyakit.
Astronot juga dilatih dengan menggunakan toilet pelatihan sebelum meluncur ke luar angkasa. Pelatihan ini sangat penting agar mereka tahu cara menggunakan toilet dengan benar dan menghindari masalah yang mungkin terjadi saat misi berlangsung.
Dari Buang Air Hingga Air Minum
Dengan teknologi toilet luar angkasa yang canggih, astronot kini bisa menjalani misi panjang dengan lebih nyaman dan sehat. Sistem daur ulang air seni menjadi air minum menunjukkan betapa efisiennya teknologi yang digunakan untuk memaksimalkan sumber daya di luar angkasa. Jadi, meskipun buang air di luar angkasa tampak seperti hal yang sepele, dalam kenyataannya, itu adalah salah satu tantangan besar yang dapat diselesaikan dengan inovasi teknologi yang luar biasa.
Astronot mengatakan, "Kopi hari ini adalah kopi hari besok," yang menggambarkan betapa pentingnya sistem daur ulang air di luar angkasa. Toilet luar angkasa mungkin terdengar aneh, tetapi berkat teknologi tersebut, para astronot dapat terus mengeksplorasi luar angkasa dengan lebih nyaman dan efisien, tanpa khawatir akan kebutuhan dasar manusia mereka.