Ibadah Puasa Bagi Penderita Penyakit Paru & Saluran Nafas, Begini Caranya
- Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi –Penulis: dr.Mariyatul Khiptiyah.Sp.P RSUD Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur
Berpuasa merupakan kewajiban bagi setiap umat Islam yang mampu menjalankannya dan merupakan salah satu rukun islam yang menjadi kewajiban umat Muslim di seluruh dunia.
Bagi orang yang tengah dalam kondisi sakit, Islam memberikan kelonggaran dengan memperbolehkan untuk tidak berpuasa dan menggantinya di hari lain.
Bagi penderita penyakit paru dan kelainan saluran napas, sebelum menjalankan ibadah puasa memerlukan persiapan, karena terdapat beberapa perubahan dari metabolisme tubuh, supaya tidak menjadikan kondisi berbahaya bagi tubuh pada saat berpuasa.
Didapatkan masalah yang beragam untuk kondisi kesehatan paru, pada beberapa umat islam yang menjalankan ibadah puasa.
Adanya penyakit paru seperti Tuberkulosis, Asma dan PPOK yang membutuhkan pemakaian dan minum obat secara teratur, meskipun sedang menjalankan ibadah puasa.
Sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi dan perburukan penyakit selama berpuasa, karena telah mempunyai pemahaman dalam pengaturan jadwal minum obat, pemakaian inhaler, dan aktivitas fisik yang aman selama melaksanakan ibadah puasa.
Terdapat bermacam respons tubuh yang terjadi saat puasa mulai dari perubahan endokrin, perubahan sistem saraf serta perubahan sistem imun baik seluler maupun humoral.
Dengan menjalankan ibadah puasa, sistem imun merespons dan bersiaga secara fisiologis yang ditandai dengan optimalnya kondisi sistem imun, sehingga dapat meningkatkan metabolisme dan pertahanan tubuh.
Manfaat lain dari puasa untuk sistem pernafasan seperti memperbaiki volume paru, yaitu orang yang mengalami perbaikan berat badan selama berpuasa sebulan penuh mengalami peningkatan volume paru.
Manfaat puasa secara umum diantaranya menurunkan kadar lemak dan gula darah, meningkatkan sensitivitas insulin dan respon sel beta pankreas, serta menurunkan berat badan.
Dengan berpuasa harapannya juga dapat menjadi momentum yang tepat untuk Berhenti Merokok, bagi yang masih menjadi perokok aktif
Pada penderita TB (tuberculosis) yang sedang mengkonsumsi obat secara rutin, yang ingin tetap menjalankan ibadah puasa, boleh berpuasa, asalkan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari dan pasien tetap dapat minum obat dengan teratur.
Jika ditemukan keraguan atau keluhan (misalnya mual-mual) sebaiknya berkonsultasi dengan dokter.
Jika pasien sesak atau kalau misalnya saat mau mandi harus dibantu, maka kemungkinan pasien tidak bisa berpuasa.
Pada pasien TB yang tetap menjalankan ibadah puasa, tetap perlu diperhatikan komsumsi obatnya di saat berpuasa, dimana bisa dipindah saat sahur atau berbuka puasa.
Minum obat 1 jam hingga 30 menit sebelum sahur atau malam hari saat menjelang tidur.
Selain itu, sebaiknya perhatikan konsumsi makanan yang dikonsumsi pengidap TB ketika berbuka ataupun sahur.
Saat sahur, sebaiknya hindari makanan yang berminyak, perbanyak makanan berserat seperti buah dan sayur, serta minum air putih (1 gelas setelah bangun tidur dan saat sahur).
Kemudian saat berbuka, pasien sebaiknya menghindari kopi dan soda, dan minum air putih (1 gelas saat: berbuka, setelah sholat maghrib, makan malam, sholat isya, sholat tarawih, dan sebelum tidur).
Namun perlu diperhatikan bahwa pengaturan minum air putih ini ditujukan bagi pasien TB tanpa komorbid (penyakit penyerta).
Jika pasien memiliki komorbid selain TB, misalnya mengalami penyakit jantung, maka perlu ada pengaturan asupan cairan sesuai dengan petunjuk dokter.
Pasien juga disarankan untuk mengonsumsi makanan sesuai dengan porsi gizi seimbang, yang terdiri dari:
1. 1/3 bagian piring berisi makanan pokok
2. 1/3 bagian piring berisi sayuran
3. 1/6 bagian piring berisi buah-buahan
4. 1/6 piring berisi lauk pauk hewani dan nabati.
Yang perlu menjadi perhatian bagi pasien Asma dan PPOK saat berpuasa, dimana gambaran secara umum dari saluran pernafasan pada pasien Asma dan PPOK, merupakan kondisi yang mengalami penyempitan dan atau tersumbat oleh lendir yang berlebihan.
Sehingga perlu untuk menyesuaikan pengobatan sesuai dengan waktu puasa, juga tetap diperlukan untuk konsumsi makanan sehat ketika sahur dan berbuka, serta menghindari aktivitas fisik yang berlebihan.
Terkait dengan aturan penggunaan obat semprot selama menjalankan ibadah puasa, diharapkan bagi pasien Asma dan PPOK untuk tidak berhenti menggunakan obat semprot.
Tetap harus kumur-kumur setelah menggunakan obat semprot, dan sebaiknya obat semprot digunakan saat sahur atau malam hari.
Terdapat beberapa cara mengatasi batuk kering saat puasa yaitu mengkonsumsi air yang cukup setelah berbuka.
Sebaiknya Berhenti merokok dan menjauhi paparan asap rokok karena paparan asap rokok dapat menyebabkan tenggorokan akan menjadi lebih kering dan lebih banyak batuk.
Juga mewaspadai makanan dan minuman yang akan dikonsumsi seperti Alkohol, Kafein, Cokelat, Makanan yang digoreng dan berlemak, Makanan pedas.
Dan terakhir beristirahatlah yang cukup, karena tubuh yang kurang istirahat justru akan lebih lemah dan imunitas menurun.