Kemarau Panjang, Warga Banyuwangi Gelar Tradisi Tiban Untuk Minta Hujan

Tradisi seni tiban di Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring
Sumber :
  • Litalia Putri / VIVA Banyuwangi

“Ini jadi Tiban pertama pasca Covid yang diadakan di wilayah Banyuwangi,” ujar David.

Kekeringan Melanda, Polres Situbondo Gerojok 10 Ribu Liter Air Bersih Kepada Masyarakat

Uniknya, ritual Tiban ini dilakukan dengan cara saling memukul antara 2 orang dengan memakai cambuk yang terbuat dari lilitan lidi daun aren yang dianyam bersama bambu dengan simpul yang keras hingga pada bagian ujung.

Selain saling mencambuk, kedua peserta yang telah berada di arena pertandingan juga akan saling menari mengikuti iringan musik tradisional. Masing-masing mendapatkan jatah untuk mencambuk lawan secara berturut-turut.

Beradaptasi dengan Cuaca Panas: Tips Kesehatan untuk Tetap Nyaman dan Sehat

Meski terdengar cukup ekstrim, tradisi Tiban ini melarang peserta untuk mencambuk area kepala dan sekitar kemaluan lawan. Kedua peserta juga diharuskan berjabat tangan sebelum dan sesudah pertandingan sebagai tanda saling memaafkan.

Ritual Tiban ini tak hanya diikuti oleh warga dan petani dari Desa Tamanagung, Kecamatan Cluring saja, tapi hampir dari seluruh wilayah Banyuwangi. Bahkan, pada gelaran tradisi kali ini juga dihadiri oleh sejumlah peserta dari kawasan Blitar, Tulungagung, Kediri hingga Malang.

1 Juta Ton Beras Siap di Impor Bulog, Antisipasi Krisis Pangan