Polisi Gerebek Bandara Muan Terkait Kecelakaan Pesawat Jeju Air Yang Mematikan
- www.koreantimes.com
Korea Selatan, VIVA Banyuwangi –Polisi pada hari Kamis menggerebek Bandara Internasional Muan, kantor Jeju Air dan lokasi lainnya terkait kecelakaan mematikan maskapai tersebut yang menewaskan 179 orang, seiring dengan upaya mereka untuk melakukan penyelidikan atas bencana penerbangan terburuk di negeri ginseng tersebut.
Kepolisian Provinsi Jeonnam melakukan operasi pencarian dan penyitaan di bandara di barat daya Korea, kantor Jeju Air di Seoul dan kantor Muan di Kantor Penerbangan Regional Busan, kata para pejabat.
Surat perintah penggeledahan dikeluarkan atas tuduhan kelalaian profesional yang mengakibatkan kematian, kata para pejabat.
Polisi mengamankan bukti yang berkaitan dengan keabsahan localizer bandara, dinding beton yang menaungi susunan antena yang terletak di dekat landasan pacu pada saat itu, dan catatan komunikasi antara menara pengawas dan pilot sesaat sebelum kecelakaan pesawat.
Pada hari Minggu, pesawat jet penumpang Jeju Air dari Bangkok menabrak dinding luar Bandara Internasional Muan saat melakukan pendaratan darurat, menyebabkan 179 dari 181 orang di dalamnya tewas.
Pesawat tergelincir di tanah tanpa menggunakan roda pendaratan, menabrak dinding beton sebelum akhirnya terbakar dengan ledakan yang memekakkan telinga. Kecelakaan ini menandai kecelakaan penerbangan paling mematikan yang pernah terjadi di negara ini.
Menara pengawas bandara dilaporkan telah memperingatkan akan adanya serangan burung beberapa menit sebelum pilot mengumumkan keadaan darurat dan mendaratkan pesawat tanpa roda pendaratan, menurut kementerian pertanahan.
Penyelidikan polisi akan berpusat pada apakah ada masalah dalam proses pendaratan darurat, termasuk tindakan yang diambil oleh menara pengawas bandara.
Identitas dari 179 korban telah diidentifikasi pada hari Rabu, dan pihak berwenang bekerja untuk mencocokkan bagian tubuh yang rusak dengan para korban melalui analisis DNA.
Hingga Kamis pagi, jenazah 24 korban telah diserahkan kepada keluarga mereka dan proses pemakaman sedang berlangsung untuk 10 korban, kata para pejabat.
Pihak berwenang juga telah mulai mengirimkan beberapa barang milik korban yang dikumpulkan dari tempat kejadian kepada anggota keluarga masing-masing.
Hampir 158.000 orang datang ke altar peringatan bersama yang didirikan di seluruh negeri untuk memberikan penghormatan kepada para korban.
Sementara itu, Badan Investigasi Kecelakaan Penerbangan dan Kereta Api dari kementerian darat mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka telah selesai mengubah data dari Cockpit Voice Recorder ke dalam file audio.
Kotak hitam, atau Flight Data Recorder, yang diambil dari pesawat yang jatuh akan dikirim ke Amerika Serikat untuk dianalisis karena kerusakan yang terjadi akibat kecelakaan tersebut.