Bully di SDN Mojopanggung: Korban Anak Yatim, Dikeroyok Teman Sekelas

Tangkapan layar pengeroyokan di SDN Mojopanggung
Sumber :
  • Istimewa

Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Kisah sedih dialami G, seorang anak yatim yang merupakan siswa kelas 6 di SDN Mojopanggung. Ia diduga menjadi korban bully oleh teman-temannya. 

Puluhan Guru SMP Ikut Pelatihan Kesehatan Reproduksi

Hal tersebut diungkap sang tante, Zivana Silvie melalui unggahan video di akun Facebook pribadinya yang memperlihatkan bagaimana G menjadi korban pengeroyokan oleh teman-teman sekelasnya sendiri. 

“Seandainya ini terjadi sama anak kalian, apa yang kalian lakukan. Sekarang bukan zaman senyap-senyapan, apa lagi ada buktinya,” tulis Silvi dalam keterangan video. 

Ini Pesan Kepala Disdikbud Bireuen Kepada Kepala Sekolah dan Guru PAUD

Silvi menulis hal tersebut bukan tanpa alasan, melainkan karena ia juga sempat menghadapi permintaan dari pihak sekolah yang melarang penyebaran bukti video penganiayaan tersebut. 

Dirinya mengatakan banyak pihak berspekulasi bahwa pelarangan yang disampaikan adalah karena menjaga nama sekolah yang akan menjadi perwakilan Indonesia di turnamen karate tingkat dunia. 

Kunjungi SMPN 1 Singojuruh, Bupati Banyuwangi Soroti Praktik Parenting

Namun Silvi tak serta merta menerima permintaan tersebut karena ia tak terima melihat penderitaan keponkannya yang mengalami lebam di sekujur tubuh bahkan muntah-muntah usai pulang sekolah. 

Lebih detail, Silvi mengurai bahwa peristiwa penganiayaan kepada keponakannya terjadi 2 kali, yaitu 1 lawan 1 pada bagian awal dan sempat dibawa ke ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Pelaku juga telah meminta maaf kepada korban. 

“Tapi saat kembali ke kelas, ada yang fitnah. Terjadi pengeroyokan, keponakan saya sampai tersungkur,” ujar Silvi kepada Banyuwangi.viva.co.id.

Ia menyayangkan, saat peristiwa pengeroyokan di lingkungan sekolah yang terjadi sekitar pukul 10 hingga 11 siang tersebut tak langsung dilerai oleh tenaga pendidik yang ada di sekolah tersebut. 

Dalam video yang beredar juga tak tampak adanya kedatangan guru meski kelas dalam keadaan sangat ricuh akibat perkelahian. Bahkan tampak pula siswa yang tertawa setelah melakukan pemukulan, yang kian membuat Silvi kian geram. 

Di akhir video, tampak Galang mengerang kesakitan akibat pukulan bertubi-tubi di seluruh bagian tubuhnya, terutama bagian perut. Ia menahan tangis sambil memegangi area tersebut. 

Beberapa teman Galang tampak panik dan bingung harus berbuat apa, sementara beberapa di antaranya malah memilih acuh tak acuh dengan keadaan korban. 

Ke depan, Silvi dan keluarganya akan mencari jalan terbaik dengan melakukan pelaporan kepada pihak terkait untuk mendapatkan keadilan bagi keponakannya, serta memberikan pelajaran bagi seluruh sekolah agar tak terjadi kasus serupa di sekolah lain. 

“Cukup sampai di keponakan saya. Jangan ada lagi kasus serupa di Banyuwangi,” tandasnya.