Ungkap Dikeroyok Kakak Kelas, 2 Siswa SMP di Banyuwangi Justru Ditekan Guru
- Fitri Anggiawati/ VIVA Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi – Dua bocah SMP di Kecamatan Muncar berinisial R dan A mengaku dikeroyok 15 orang kakak kelas di tempat ia menuntut ilmu saat jam sekolah tengah berlangsung.
Orangtua R dan A yang sempat meminta klarifikasi sekolah namun tak mendapatkan jawaban, akhirnya mengungkap peristiwa yang dialami anaknya kepada media yang kemudian menjadi sorotan masyarakat.
Usai beritanya jadi perhatian masyarakat, R dan A yang kembali menjalani aktivitas di sekolah justru mendapatkan perilaku tak menyenangkan dari oknum guru yang berada di sekolahnya.
“Saya disindir-sindir terus sambil lihat ke saya, saya tidak berani lihat,” kata R pada Banyuwangi.viva.co.id.
R yang bersekolah usai meledaknya berita dugaan pengeroyokan dirinya kemudian memutuskan untuk tak kembali ke sekolah.
“Saya mungkin akan pindah, saya tidak mau kembali ke sekolah itu. Saya takut ada yang dendam terus nyegat saya,” kata R lagi.
Tak hanya itu, saat proses mediasi, R juga mengaku bahwa ia dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan yang disebutnya tak sesuai dengan kejadian.
“Di surat itu bilangnya yang pukul saya cuma 2, padahal 10-15,” ungkap R.
R sendiri tak mengenal satupun pelaku, namun ia mengaku pernah bertemu, dan pertemuan tersebut yang kemudian menjadi awal mula terjadinya pengeroyokan.
“Saya dibilang tidak enak lihatnya pas ketemu di RTH (Ruang Terbuka Hijau), saya dipukul,” kata R.
Usai dipukuli secara bergantian, R kemudian merasa sakit di bagian kepala serta perut sehingga memutuskan untuk tak bersekolah selama 5 hari.
Saat ditanya oleh orangtuanya, R mengaku bahwa ia mengalami permasalahan di sekolah dan menceritakan peristiwa yang dialami.
Orangtua yang merasa tak terima kemudian mencoba konfirmasi ke sekolah, namun tak mendapatkan tanggapan, sehingga kemudian meminta bantuan pihak ketiga untuk mencari kejelasan.