Ritual Kuno di Candi Belahan: Polisi Baru Rasakan Sejarah di Balik Baret Coklat

Napak Tilas Gajah Mada, Polisi Berebut Baret Coklat di Candi Belahan
Sumber :
  • Reconstantine Jeneva Carravello/ VIVA Banyuwangi

Pasuruan, VIVA Banyuwangi –Dalam suasana sakral, ratusan anggota Sabhara dari seluruh penjuru Tanah Air mengikuti tradisi pembaretan di Candi Belahan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Jual Pil Trex di SPBU, Dua Pemuda Diciduk Polsek Wongsorejo

Acara yang digelar pada Sabtu pagi ini bukan sekadar upacara biasa, melainkan sebuah perjalanan spiritual untuk mengenang sejarah panjang kepolisian Indonesia.

Dikutip dari Kepala Pusat Pendidikan Sabhara (Pusdik Sabhara) Polri, Kombespol Muslikhun, "Ini merupakan tradisi anggota bhayangkara dari Aceh hingga Papua untuk mengenang pasukan bhayangkara yang pernah singgah untuk minum di pertitaan Sumber Tetek."

Napak Tilas Menuju Sejarah

Polresta Banyuwangi Tingkatkan Kamtibmas, Wujudkan Pilkada Damai dan Pariwisata Kondusif

Untuk mencapai lokasi pembaretan, para peserta harus melewati medan yang cukup menantang.

Mereka melakukan napak tilas mengikuti jejak pasukan Bhayangkara di masa lalu yang dipimpin oleh Patih Gajah Mada.

Geger Investasi Bodong di Pasuruan, Ratusan Warga Kepung Rumah Pelaku, Kerugian Capai Miliaran!

Jalur yang dilalui penuh dengan tanjakan, turunan, dan tikungan tajam di lereng Gunung Penanggungan.

"Latihan ini bukan hanya menguji fisik, tapi juga mental," ujar seorang peserta dari Papua. "Kami harus membuktikan bahwa kami layak mengenakan baret coklat," tambahnya dengan semangat.

Ritual Pembaretan di Candi Kuno

Setibanya di Candi Belahan, para peserta disambut dengan suasana mistis. Candi peninggalan Kerajaan Majapahit ini dipercaya memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi.

Setelah melakukan serangkaian ritual, perwakilan peserta dari bintara hingga perwira disiram dengan air kembang sebagai simbol penyucian.

Momen yang paling dinantikan pun tiba. Satu per satu peserta menerima baret coklat sebagai tanda bahwa mereka telah berhasil menyelesaikan tantangan dan menjadi bagian dari tradisi panjang kepolisian Indonesia. Suara yel-yel membahana mengiringi setiap prosesi pembaretan.

Makna di Balik Setetes Air

Setelah upacara pembaretan, para peserta kemudian menuju sumber air suci di Candi Belahan.

Mereka meminum air dari sumber tersebut sebagai bentuk penghormatan kepada para pendahulu yang pernah singgah di tempat yang sama.

"Air ini bukan hanya sekadar air, tapi juga simbol sejarah dan perjuangan," ungkap Kombespol Muslikhun.

"Dengan meminum air ini, kami berharap semangat juang para pendahulu akan terus hidup di dalam diri setiap anggota Polri."