Awas Jebakan “Dokter Google” Ini Bahaya Mendiagnosis Sendiri Gangguan Kesehatan Mental

Ilustrasi Smartphone yang dapat mengakses apa saja
Sumber :
  • Freepik: @freepik

Kesehatan, VIVA Banyuwangi – Era digital membawa kemudahan akses informasi, termasuk soal kesehatan mental. Namun, di balik manfaatnya, terselip bahaya laten: self-diagnosis atau mendiagnosis diri sendiri berdasarkan informasi dari internet. Fenomena ini, terutama marak di kalangan generasi muda yang semakin peduli isu kesehatan mental, bukannya menyelesaikan masalah, justru berpotensi memperburuk keadaan.

Menunda Minum Setelah Makan: Mitos atau Fakta Kesehatan?

Lantas, apa sebenarnya self-diagnosis itu dan mengapa praktik ini begitu berbahaya bagi kesehatan mental?

Mengenal Lebih Dekat "Dokter Google": Apa Itu Self-Diagnosis?

Self-diagnosis adalah tindakan seseorang mencoba menentukan kondisi kesehatan mentalnya sendiri tanpa melibatkan tenaga profesional. Kebiasaan ini sering dipicu oleh pencarian informasi daring, mengikuti kuis-kuis di media sosial, atau mencocokkan gejala pribadi dengan deskripsi gangguan mental yang ditemukan di internet.

Asam Urat: Penyebab dan Solusi Efektif untuk Mengatasinya

Alih-alih menjadi solusi, self-diagnosis justru menjadi jurang berbahaya. Individu yang melakukannya hanya berbekal pengetahuan dan pengalaman pribadi yang terbatas, tanpa validasi ahli. Asumsi yang keliru dan kesimpulan yang tidak akurat sangat mungkin terjadi. Tanpa evaluasi dan diagnosis yang tepat dari profesional, self-diagnosis dapat mengarah pada penanganan kesehatan mental yang salah kaprah.

Jangan Main-Main dengan Kesehatan Mental: Ini Bahaya Nyata Self-Diagnosis!

Mendiagnosis sendiri gangguan mental ibarat bermain api. Risiko yang ditimbulkan tidak main-main dan dapat memperparah kondisi kesehatan mental seseorang, bahkan mempersulit proses pengobatan di kemudian hari.

Halaman Selanjutnya
img_title
10 Penyakit Berbahaya yang Bisa Dicegah dengan Jalan Kaki