TKI Dianiaya di Malaysia, Sarbumusi Sebut Pemkab-Pemerintah Desa Harus Turun

BMI atau TKI asal Kecamatan Cluring
Sumber :
  • istimewa

Banyuwangi – Kasus penganiayaan terhadap seorang buruh migran atau Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dialami warga Kecamatan Cluring memantik reaksi Serikat Buruh Muslimin Indonesia (Sarbumusi) Banyuwangi.

Masyarakat Antusias Ikuti Open House, Bupati Ipuk: Mohon Maaf Lahir dan Batin

Korban yang berusia 39 tahun, warga Desa Sraten, Kecamatan Cluring itu telah bekerja selama 1 tahun di Negeri Jiran tersebut.

Ketua Sarbumusi Banyuwangi menyebut, hal ini perlu mendapat perhatian serius bagi seluruh pemangku kepentingan, mulai dari Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Perindustrian (Disnakerin), BP2MI (Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia) hingga pemerintah desa terhadap calon Buruh Migran Indonesia (BMI).

Ciptakan Peluang Usaha, Pemkab Banyuwangi Gelar Kursus Gratis

“Belum maksimal pengawasan dari tingkat desa hingga kabupaten,” sebut Ketua Sarbumusi Banyuwangi, Ali Muthohar kepada banyuwangi.viva.co.id, Selasa (02/05/2023).

Ali mencontohkan, semestinya setiap calon BMI semestinya harus diketahui oleh desa dan terakhir Disnakerin dan BP2MI.

Tahun 2024, Inilah Pesan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani

Selain rendahnya pengawasan, minimnya sosialisasi kepada masyarakat oleh pemerintah kabupaten hingga tingkat desa juga menjadi salah satu faktor pendukung risiko bagi BMI.

“Selain pengawasan, minimnya sosialisasi di tingkat desa-desa, sehingga calon BMI tidak tahu. Atau lilerasi aparat desa dan dinas yang kurang memahami isi perlindungan PMI sejak dari bawah,” paparnya.

Halaman Selanjutnya
img_title