Yenny Wahid: Gimik Gibran Sangat Melecehkan, Etika Politik Buruk

Gaya clingak clinguk Gibran Rakabuming Raka dalam debat ke IV Cawapres
Sumber :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

Jakarta, VIVA Banyuwangi – Bahasa politik Calon Wakil Presiden (Cawapres) Nomor Urut 2, Gibran Rakabuming Raka dinilai menggambarkan etika politik yang buruk. Seharusnya hal tersebut tidak dilakukan dalam sebuah debat politik.

Terjadi Penggelembungan Suara 02 di TPS 03 Bulusan, Ini Kata KPU Banyuwangi

Kritikan keras disampaikan Dewan Pembina Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Yenny Wahid. Putri mantan Presiden Gus Dur atau Abdurrahman Wahid.

“Ya itu kan kesannya melecehkan sekali. Menurut saya itu debat dan enggak perlu seperti itu,” ujar Yenny Wahid di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta.

Real Count KPU Menangkan Prabowo-Gibran Dengan Persentase Tinggi

Bahasa politik yang digunakan Gibran Rakabuming Raka dalam debat ke 4 Cawapres dinilai sebagai contoh politik yang buruk.

“Gimik melecehkan yang bertujuan menjatuhkan dalam debat justru memberikan contoh bahwa anak muda tidak lagi memiliki hormat dan etika yang baik,” tutur Yenny Wahid usai acara debat Cawapres.

Hingga Tengah Malam, Begini Perjuangan Anggota KPPS Saat Hari Pencoblosan

Sejumlah pertanyaan yang diajukan Cawapres pasangan Prabowo Subianto tersebut dinilai hanyalah sebuah jebakan untuk melecehkan lawannya.

Yenny Wahid, putri mantan Presiden Gus Dur atau Abdurrahman Wahid

Photo :
  • Anton Heri Laksana/ VIVA Banyuwangi

“Seperti pertanyaan tentang greenflation. Istilah yang merujuk pada kenaikan harga akibat peralihan ke ekonomi hijau,” kata Dewan Pembina Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud.

Sempat terjadi aksi saling sindir antara Cawapres Nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka dan Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD

"Sepertinya Prof. Mahfud agak ngambek kalau diberikan pertanyaan agak sulit dikomentari pertanyaan receh. Kalau receh ya dijawab," ucap Gibran dalam sesi debat.

Namun gimik tersebut diabaikan Cawapres pasangan Ganjar Pranowo tersebut karena dianggap tidak memiliki kualitas seorang politisi yang baik.

Dalam debat Cawapres ke 4 yang digelar di JCC Senayan Jakarta tersebut, banyak gestur dan bahasa politik yang digunakan Gibran dinilai tidak memiliki etika dan cenderung melecehkan.