Pembayaran Urus Pembuatan SIM Tidak Boleh Cash, Begini Penjelasannya
- Moh. Hasbi/Viva Banyuwangi
Banyuwangi, VIVA Banyuwangi - Kepala Korps Lalulintas (Korlantas) Polri Tegaskan pembuatan Surat izin mengemudi (SIM) Pengendara kendaraan, biaya pembayaran administrasi tidak boleh dibayar cash.
Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Pol Firman Shantyabudi menegaskan tidak ada lagi sistem pembayaran dengan uang cash di setiap tempat pembuatan uji SIM dimana pun tempat uji tesnya.
Di kutip dari rilis Viva.co.id Irjen Firman mengatakan " Sebagai informasi kepada kawan-kawan juga bahwa untuk ujian SIM biaya seluruhnya melakukan pembayaran melalui bank artinya enggak ada lagi uang cash di sini," ujar Firman di Satpasim Daan Mogot, Jumat 4 Agustus 2023 Kemarin.
Irjen Firman menjelaskan, adanya kebijakan aturan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya gratifikasi dan uang masuk ke kantong Pribadi, buka masuk ke Kas Negara.
"Jangan iming - imingi anggota saya dengan memberikan sesuatu agar diluluskan saat tes, kasihan mentalnya kalau di iming - imingi ," ujarnya.
Terkait hal tersebut Irjen Firman tidak menginginkan itu terjadi, sehingga pembuatan sim bisa jadi tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Seperti saat tes Praktek Uji membuat SIM.
"Kalaupun ada bearti uangnya petugas pribadi itu buat pulang barangkali atau di buat makan di Kantin," tuturnya.
Pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk tidak tergiur adanya upaya - upaya percaloan di lingkungan Pembuatan SIM.
"Jangan ada yang mau tawaran lulus praktek uji Sim dengan catatan tambahan, jika ingin lulus. Tapi jika ingin lulus perbanyak latihan baik teori maupun Praktek," Ujarnya.
Diketahui, dari pemberitaan Viva.co.id sebagai informasi yang nantinya juga akan diberlakukan di semua wilayah salah satunya yakni Satuan Penyelenggara Administrasi SIM (Satpasim) Polda Metro Jaya di jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat resmi mengubah lintasan ujian praktik sepeda motor hingga menjadi lebih mudah.
Lintasan yang dulunya menggunakan trek zig-zag hingga angka 8 kini menjadi Letter S. "Kita menerima masukan dari masyarakat bahwa ujian dengan metode angka 8 dirasakan cukup menyulitkan," tutupnya.