Banyuwangi Sukses Gelar Ritual Adat Barong Ider Bumi 2024
- Dok. Disbudpar/ VIVA Banyuwangi
Di saat bersamaan masyarakat juga banyak mengalami gagal panen karena tanaman diserang hama yang disusul dengan masa paceklik yang sangat panjang.
“Sehingga sesepuh desa kala itu meminta saran kepada Mbah Buyut Cili yang dipercaya sebagai leluhur Desa Kemiren,” kata pelestari budaya Banyuwangi, Suhaimi.
Pencerahan kemudian datang melalui mimpi yang meminta warga desa melakukan arak-arakan barong keliling kampung yang dipercayai berwujud sosok makhuk bermahkota dan bersayap yang bisa menjaga desa dan sebagai penolak bala.
“Ritual adat barong ider bumi diawali dengan para tokoh pelestari barong mengirim doa di petilasan Buyut Cili.” terang Suhaimi.
Tradisi kemudian dilakukan secara turun temurun kepada anak cucunya dan berlangsung hingga kini dan keberadaan tradisi barong ider bumi yang unik dan menarik telah turut menjadi daya tarik wisatawan untuk datang ke Banyuwangi.
Gamelan yang dimainkan oleh para pengiring menjadi pertanda barong siap diarak keliling desa dengan diiringi alat musik tradisional yang rancak khas Barong Desa Kemiren serta diikuti masyarakat Desa Kemiren yang mengenakan pakaian adat.
Arak-arakan dimulai dari Desa Kemiren timur menuju Kemiren Barat dengan jarak tempuh sepanjang 2 kilometer dan sepanjang jalan, tokoh adat akan melakukan tradisi sembur uthik-uthik yaitu menebarkan uang logam sekitar Rp. 999 koin yang dicampur beras kuning dan beraneka macam bunga di dalam bokor yang menjadi simbol penolak bala.