Kerak Telor: Sajian Tradisional yang Tetap Lezat untuk Berbuka Puasa di Bulan Ramadan

Kuliner, VIVA Banyuwangi –Bulan Ramadan selalu identik dengan berburu takjil dan makanan khas untuk berbuka puasa. Di tengah beragam hidangan modern yang tersedia, kerak telor tetap menjadi pilihan yang menggugah selera.

Sajian khas Betawi ini tidak hanya menghadirkan cita rasa gurih dan lezat, tetapi juga membawa nuansa tradisional yang kental di setiap gigitannya. 

Menjelang waktu berbuka, aroma harum kerak telor yang dimasak di atas bara api selalu menggoda siapa saja yang melewati pedagangnya.

Dengan bahan utama beras ketan, telur, serta bumbu rempah pilihan, makanan ini tidak hanya mengenyangkan tetapi juga memberikan energi setelah seharian berpuasa.

Tekstur renyah di bagian bawah berpadu dengan kelembutan telur di bagian atas, menciptakan sensasi rasa yang khas dan sulit ditolak. 

Menjaga Tradisi Kuliner di Bulan Suci 

Di beberapa daerah di Jakarta, terutama di kawasan budaya seperti Kota Tua dan Setu Babakan, kerak telor menjadi salah satu jajanan favorit yang banyak dicari saat bulan Ramadan.

Para pedagang kerak telor yang biasanya berjualan di festival budaya pun kerap hadir di pasar-pasar takjil, membawa cita rasa otentik yang diwariskan secara turun-temurun. 

Selain menjadi hidangan berbuka yang mengenyangkan, kerak telor juga memiliki nilai sejarah yang mendalam. Sejak zaman kolonial, makanan ini sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Betawi dan terus bertahan hingga kini.

Dengan tetap menikmati kerak telor saat berbuka, kita tidak hanya mengisi perut, tetapi juga melestarikan warisan kuliner yang berharga. 

Bagi yang ingin mencoba sajian berbeda untuk berbuka, kerak telor bisa menjadi pilihan sempurna. Perpaduan rasa gurih, manis, dan aroma khasnya dijamin mampu menghangatkan suasana kebersamaan di bulan suci ini.