Semangat Literasi, Cara Tunggul Harwanto Bangkitkan Minat Baca Anak Negeri

Tunggul Harwanto, penggagas Rumah Literasi Indonesia
Sumber :
  • Dok. Rumah Literasi Indonesia/VIVA Banyuwangi

“Buku-buku bacaan terbatas, yang menyebabkan cita-cita mereka seakan terpangkas. Oleh karena itu, anak-anak ini butuh bantuan untuk bisa melihat dunia luas dengan kacamata yang lebih bebas,” tuturnya.

Tak Kompromi, Pemkab Banyuwangi Mutasi Guru Pelaku Bully

Perjalanan Tunggul bersama kawan-kawannya ini dimulai sejak 2014 yang berawal dari satu taman baca di Desa Ketapang. Dari situ, mereka membangun konsep dan rencana ke depan agar gerakan mereka semakin berdampak bagi masyarakat.

“Dari situ, kami kemudian menggagas gerakan 1000 rumah baca menggandeng para relawan untuk menyediakan bacaan yang beragam di wilayah pelosok-pelosok Banyuwangi,” terang Tunggul.

Banyuwangi Wujudkan Sekolah Nyaman untuk Optimalkan Program Merdeka Belajar

Hingga akhirnya di tahun 2017, Tunggul memberanikan diri untuk membuat kemajuan besar yaitu dengan melegalkan komunitas mereka sebagai yayasan organisasi non profit (NGO) di Banyuwangi.

“Awalnya, nama komunitas ini Rumah Literasi Banyuwangi. Namun sejak dilegalkan pada 2017, menjadi Rumah Literasi Indonesia,” jelasnya.

DPRD Banyuwangi Desak Pelaksanaan PPG untuk Guru Agama Non ASN

Lebih lanjut, Tunggul juga berkolaborasi dengan berbagai pihak demi mengembangkan sumber daya manusia di lingkungan sekitar, khususnya di Desa Ketapang. Ini juga yang kemudian membuatnya menggandeng Pemerintah Desa Ketapang untuk membangun desa dengan konsep Desa Literasi.

Melalui konsep Desa Literasi ini, para relawan tidak hanya mewujudkan masyarakat Desa Ketapang menjadi warga yang melek baca saja. Tunggul mengungkap, ada beberapa aspek literasi yang mereka kembangkan seperti literasi anak-anak, literasi remaja, literasi warga dan masih banyak lagi.

Halaman Selanjutnya
img_title